Lihat ke Halaman Asli

Giri Lumakto

TERVERIFIKASI

Pegiat Literasi Digital

4 Cara Kita Menyikapi ChatGPT

Diperbarui: 3 Januari 2023   23:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Coding oleh Olia Danilevich (pexels.com)

Rilisnya ChatGPT oleh OpenAi menjadi kabar yang cukup heboh. Chatbot ChatGPT ini berbasis 175 miliar parameter dan 570 gigabyte teks. Maka tak heran hasil dari interaksi kita berupa teks luar biasa hasilnya. Kabarnya sudah ada buku anak, inspirasi lirik lagu, tugas esai, bahkan logo dan animasi 3D yang dibuat dengan ChatGPT. 

ChatGPT sungguh membuat semuanya serasa mudah. Namun ada isu etik dan pelanggaran hak cipta. Hal ini terjadi karena ChatGPT menghimpun dan mengkurasi begitu banyak data dari internet. Namun yang hadir sebagai produk yang kita inginkan sudah dihilangkan sumber atau atribusi.

Sehingga kita perlu menyikapi ChatGPT dengan baik dan etis. Mungkin beberapa sikap berikut perlu kita lakukan terkait ChatGPT;

1. Sebagai pintu, bukan isi rumahnya

Pertama, sikapi ChatGPT sebagai sebuah pintu bukan isi rumahnya. Karena data yang dihimpun ChatGPT adalah data terbuka (open) dari internet yang diserok (scrapping). Hasil dari chat kita dengan robot chat sebaiknya dianggap sebagai jalan masuk menuju informasi yang lebih mendalam. 

Sungguh memang menakjubkan pintu dari ChatGPT ini. Kadang banyak orang yang mengharapkan produk semata, ditelan mentah-mentah hasil chatnya. Bisa jadi masih ada informasi lebih mendalam jika kita mau kembali menelusur internet dari kata kunci dari hasil ChatGPT.

2. Sebagai sumber ide, bukan kontennya

Hasil pencarian via Google sebenarnya bisa memberikan kita ide. Walau masih perlu klik beberapa tautan memang. Tapi ChatGPT merangkum semua ide ke paragraf/poin-poin yang sudah gramatikal. Alih-alih menampilkan tautan sebagai sumber dan atribusi seperti Google, ChatGPT merangkum isi dari ribuan bahkan jutaan isi tautan.

Ingat hasil berupa teks yang dirangkum dari internet ini berasal dari banyak orang. Mereka bisa jadi adalah peneliti, penulis, artis, blogger, dsb. Dengan membaca rangkuman ChatGPT ini, sebaiknya kita perlakukan sebagai ide atau gagasan. Toh, karena hasil/produk chat sudah hilang sumber atau atribusi kreatornya.

3. Sebagai referensi populer, bukan mendalam

Hasil atau produk ChatGPT adalah rangkuman dari narasi populer di internet. Populer di sini bukan berarti mood atau gaya bahasanya. Namun hasil yang sering muncul atau dicari orang di Internet. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline