Mungkinkah sebuah buku membantu kaum yang rentan ekonominya di kala pandemi? Bisa. Walau mungkin tidak signifikan namun bisa meringankan sedikit beban di tengah krisis ekonomi akibat pandemi
Pandemi Covid-19 menawarkan banyak sekali kesuraman. Selain isu persebaran dan dampak mematikan Covid-19. Hampir semua negara dunia mencari solusi medis dan ekonomi. Dan tak lupa, warga negara banyak negara ini pun saling bahu membahu menguatkan.
Banyak orang di beragam negara mengkonsolidasi food bank. Dimana donasi berupa bahan makanan disalurkan pada mereka yang rentan secara ekonomi kala pandemi. Beberapa negara pun turut meringankan dengan beragam kebijakan, suntikan bantuan, sampai keringanan pajak dan angsuran.
Di tengah peringatan #WorldBookDay, atau Hari Buku Sedunia. Buku pun sejatinya bisa menjadi sebuah entitas meringankan beban ekonomi akibat pandemi. Apalagi pekerja harian, serabutan, informal, bahkan buruh pabrik yang kena PHK.
Buku yang saya buat di tahun 2017 berjudul Jirih ini akan saya jadikan sarana donasi pembaca di Kompasiana.
dokpri
dokpri
Buku Jirih ini adalah kumpulan sketsa horor yang saya tulis sejak 2015 lalu. Ada sekitar 150 halaman berisi kengerian dan gelapnya ceruk gelap horor. Buku ini pun lahir dari rahim Kompasiana dan bantuan almarhum, pak Thamrin Sonata.Buku ini akan saya tawarkan dengan skema Pay As You Want. Dengan kata lain, silahkan pembaca disini membayar buku ini dengan berapapun harganya. Namun, untuk jumlah pemesanan individu hanya saya batasi 3 buah buku saja.
Dari ratusan buku yang saya tawarkan, total penjualannya akan didonasikan 50%. Jadi, setengah dari hasil penjualan buku akan menjadi sembako atau uang. Donasi akan disalurkan oleh komunitas di Soloraya. Untuk update total donasi dan penyalurannya, sila simak di akun Facebook saya pribadi.
Untuk mekanisme pengiriman buku, transfer uang, dan konfirmasi pengiriman. Pembaca disini bisa mengontak saya via email di lumakto.giri@gmail.com. Atau silakan juga melihat mekanismenya di linimasa akun Facebook saya.
Saya memahami betul, mungkin nominal donasi tidak signifikan. Namun, berbuat baik saya pikir tidak memandang nominal. Seiring keinginan tulus untuk membantu sesama sebisa dan semampunya. Akan ada kepuasan batin dan kebanggaan untuk dimaknai diri kita sendiri.
Salam,
Wonogiri, 23 April 2020
11:52 pm