Lihat ke Halaman Asli

Giri Lumakto

TERVERIFIKASI

Pegiat Literasi Digital

100 Hari Nadiem, Melepaskan Diri dari Imaji Gojek

Diperbarui: 23 Oktober 2019   21:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nadiem Anwar Makarim, Mendikbud Kabinet Indonesia Maju - Foto: antaranews.com

Netizen +62 memang selalu bergairah dan lucu. Usai diumumkan Kabinet Indonesia Maju oleh Presiden. Dan Nadiem Anwar Makarim didapuk menjadi Mendikbud. Linimasa dan grup chat penuh dengan meme lucu-lucuan tentang Nadiem dan Gojek-nya.

Beberapa, seperti saya pun, kaget ketika Nadiem ditunjuk Mendikbud baru. Dengan usia cukup muda, Nadiem dibebani kompleksnya pendidikan di Indonesia. Apalagi saat dileburkannya tugas dari ranah penelitian dan teknologi ke dalam Kemendikbud. Nadiem bisa jadi tergagap 5 tahun ke depan.

Label sebagai bos Gojek akan sulit lepas. Walaupun ia sudah melepas jabatannya di Gojek. Dalam 100 hari ke depan, Nadiem harus mampu mengikis imaji Gojek. Apalagi dengan semua problem yang juga urung usai di salah satu perusahaan decacorn Indonesia ini.

Gojek kini menjadi kebutuhan dan pelengkap sehari-hari rakyat Indonesia. Mulai dari jasa ride-sharing, delivery, sampai uang digital disediakan. Dan di tahun 2017 lalu, Gojek mengakuisisi Mapan sebuah startup arisan barang online. Dan belum lama ini Gojek bekerjasama dengan bank BTN menyediakan KPR untuk para driver.

Tangkapan Layar Status Twitter @hannyhaan

Beberapa celoteh netizen saat Nadiem dijadikan Mendikbud cukup lucu. Karena bagian dari generasi Millennials, Nadiem mungkin tidak keberatan. Namun imaji ini akan terus ada jika tidak ada gebrakan inovatif. Atau gerakan disruptif yang berkesan positif dalam pendidikan Indonesia.

Nadiem bukan dilirik Presiden tentu memiliki nilai lebih. Selain sebagai pengusaha muda sukses. Nadiem dianggap memiliki kecakapan digital dan vokasi yang baik. Toh ia sudah merintis dan membesarkan Gojek dengan ratusan ribu driver.

Lapangan kerja yang dianggap kemitraan ini cukup menggiurkan. Seorang bisa mengkomersialisasi motor atau mobil miliknya. Tentu dengan bantuan teknologi komunikasi, yaitu aplikasi Gojek.

Namun, hampir satu dasawarsa Gojek berkembang. Banyak masalah yang timbul. Seperti regulasi aturan motor yang bukan sarana transportasi komersial. Model kemitraan Gojek kini dikritik driver sendiri. Mulai kesejahteraan, asuransi, dan keamanan driver dan penumpang tidak dijamin perusahaan. Sedang solusi untuk semua itu Gojek harus menjadi badan usaha transportasi.

Seiring ramainya pengemudi Gojek, lalu lintas jalan raya kian semrawut. Mulai dari ojek online yang menjadi ojek pangkalan. Ugal-ugalannya beberapa pengemudi Gojek. Enggannya pemilik mobil Gocar dicirikan sebagai ojek online. Tapi meminta tidak terkena aturan ganjil-genap karena merasa transportasi publik. 

Tangkapan Layar Status Meme Twitter @unnesmeme

Masalah-masalah Gojek yang urung ditemukan jalan keluarnya ini akan menghantui Nadiem. Agar Nadiem bertahan di Gojek dan mengurai masalah yang terjadi adalah upaya banyak driver menolak Nadiem menjadi Menteri. Kabarnya mereka akan melakukan demo besar-besaran. Walau ternyata hal ini tidak terjadi.

Nadiem kini sudah menjadi Mendikbud dengan menyisakan banyak tanggungan. Walau tidak akan sepenuhnya lepas dari memantau Gojek. Kevin Aluwi yang juga sahabat dekat Nadiem, kini menjadi CEO Gojek. Mungkin cara Kevin mengatasi masalah yang ada akan berbeda dari yang Nadiem lakukan. Namun yang publik ketahui, Nadiem pun belum begitu signifikan menyelesaikan problematika di Gojek.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline