Lihat ke Halaman Asli

Giri Lumakto

TERVERIFIKASI

Pegiat Literasi Digital

Balita yang Dipaksa Berlari

Diperbarui: 3 September 2019   10:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peserta Musyawarah Kerja Nasional Mafindo 2019 di Desa Wisata Tembi - Foto: Dokumentasi Panitia

Dalam event sederhana yang dilaksanakan beberapa hari lalu. Saya bertemu dengan beberapa dosen bergelar doktor yang jug hadir. Bukan hanya 2, tapi beberapa yang datang dari Semarang, Makassar, dan Pontianak. Dan banyak lagi latar belakang peserta yang hadir. Seperti para ASN, profesional, mahasiswa, ibu rumah tangga, freelancer, dsb.

Peserta yang hadir berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Ada satu peserta yang jauh-jauh datang dari pulau Ambon. Sebuah daerah yang dahulu sempat terkoyak konflik SARA. 

Dengan prinsip guyub rukun, masyarakat Ambon nyatanya mampu bertahan di tengah gempuran hoaks yang masif saat Pilpres. Dan dinamika paska konflik Ambon-lah yang menjadi inspirasi penggelar event Musyawarah Kerja Nasional.

Pembukaan Mukernas II Mafindo yang Dihadiri Pejabat Instansi Tingkat Provinsi, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Petinggi TNI-POLRI DIY - Foto: Dokumentasi Panitia

Organisasi ini besar karena para relawan. Dengan gigih dan militan berjuang menggempur hoaks. Mafindo atau Masyarakat Anti Fitnah Indonesia membuktikan dirinya mampu. Walau berusia kurang lebih 3 tahun, organisasi ini banyak dibilang seperti balita yang dipaksa berlari.

Sorotan institusi internasional, nasional, akademisi, komunitas, dan publik secara umum. Telah membuat Mafindo tumbuh dan bergerak untuk kemanfaatan khalayak. 

Sebentar lagi, salah satu relawan Mafindo akan hadir di Google Global Media Summit di London. Hadir bersama The Guardian Foundation, Stanford History Education, Hong Kong University, dll. Beliau akan memaparkan dampak dan cara menangkal hoaks pada ibu-ibu rumah tangga. 

Salah satu relawan pun pernah diundang untuk menghadiri Internet Governance Forum dari PBB awal tahun lalu. Tahun lalu, ketua Mafindo diundang parlemen Singapura untuk berbagi bahasan literasi digital dan penanganan hoaks. 

Kegembiraan Peserta Mukernas II Mafindo 2019 - Foto: Dokumentasi Panitia

Di helatan RightsCon Tunis 2019, salah satu relawan Mafindo pun hadir memaparkan keberhasilan Indonesia melawan hoaks saat Pemilu. Dua relawan juga akan hadir menjadi Awardee Short Term Course 2019 dari Australia Indonesia Awards. Di University Queensland of Technology, Australia mereka akan menimba dan berbagi ilmu menyoal literasi digital dan disinformasi.

Di dalam negeri, kerjasama bersama PUSAD Paramadina menghasilkan publikasi Melawan Ujian Kebencian. Bersama Fisipol UGM-UNESCO, Mafindo menjadi kontributor wawasan dalam modul Jurnalisme, Berita Palsu, dan Disinformasi. Pembentukan tim kolaborasi riset bersama Psikologi UI, Tempo Institut, CFDs UGM, Saberkreasi, dan Japelidi kini sedang dijajaki.

Sambutan dari Ketua Presidium Mafindo di Pembukaan Mukernas II - Foto: Dokumentasi Panitia

Dewan Penasihat dan Anggota Presidium Mafindo dalam Mukernas II - Foto: Dokumentasi Panitia

Dengan relawan tersebar di 22 kota, beragam kegiatan telah banyak dilakukan. Mulai dari sarasehan anti-hoaks di kalangan ibu-ibu pengajian. Sampai diundang menjadi pembicara di seminar dan workshop bersama berbagai kampus, instansi pemerintah, media, dan komunitas pernah dilakukan. Aktivitas rutin edukasi anti-hoaks di radio lokal di banyak daerah. Dan tentunya klarifikasi fakta atas hoaks viral di linimasa.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline