Lihat ke Halaman Asli

Giri Lumakto

TERVERIFIKASI

Pegiat Literasi Digital

Tega, Google Sandingkan Jokowi dengan Monyet Cukur Rambut

Diperbarui: 6 Juli 2019   05:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangkapan Layar Hasil Pencarian 'Monyet Cukur Rambut' - Dokumentasi Pribadi

Berita berjudul "Ketik 'Monyet Cukur Rambut' Muncul Gambar Jokowi, Jangan Gusar" menuai kontroversi netizen. Dipetik dari kompas.com, berita ini ditayangkan pada 5 Juli 2019.

Netizen yang masih kental pikiran dan linimasanya dengan Pilpres ramai merubungi tweet kompas.com. Setidaknya ada 200-an interaksi yang terjadi pada tweet tersebut.

Dalam berita yang dirangkum tautan tersebut sudah diterangkan mengapa hal ini terjadi.

Pertama karena keyword 'cukur rambut' terkait banyak berita pak Jokowi saat potong rambut. Sedang kata 'monyet' juga terkait meme menggambarkan monyet yang sedang dicukur.

Kedua berita populer ini mendorong keywords tersebut optimal (baca: populer). Sudah menjadi rahasia umum kalau teknik SEO (Search Engine Optimization) bertujuan utama menjadikan keywords jadi laman pertama pencarian.

Selain berita arus utama mendorong keyword 'monyet cukur rambut' fotonya muncul paling atas. Saat ini pun terjadi peningkatan pencarian kata kunci tersebut karena terungkap kembali dari berita kompas.com di atas.

Jika dilacak dari Google Trends pada keywords tersebut didapati bahwa:

  • Kemunculan keywords diatas awalnya terlihat pergerakannya di akhir Mei 2019
  • Pada akhir Juni 2019, pencarian keywords diatas mulai naik kembali
  • Sampai 2 Juli 2019, masih banyak netizen yang meng-Google keywords diatas

Google Trend pada Keyword 'Monyet Cukur Rambut' - Dokumentasi Pribadi

Dari hasil pencarian trend keywords diatas akan timbul beberapa gejolak paska Pilpres: Pertama, menjadi bahan lelucon netizen yang merasa kontra dengan Presiden terpilih Indonesia.

Dan kedua, membuat pihak yang pro-Jokowi tersinggung dengan Google dan netizen yang ikut-ikutan mencari keyword tersebut. 

Agak tidak etis mengolok-olok kepala Negara kita berbasis laman pencarian Google. Namun, jangan juga menyalahkan mesin peramban Google atas hal ini. Karena netizen kita juga yang membuat tren baik berita maupun keywords diatas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline