Lihat ke Halaman Asli

Giri Lumakto

TERVERIFIKASI

Pegiat Literasi Digital

Golput Kok Dibuat Gotong Royong?

Diperbarui: 31 Januari 2019   02:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Election oleh Element5 Digital - Foto: pexels.com


Ada yang mengusik fikiran saya soal golput di Pilpres 2019. Saat Golput adalah preferensi personal. Kini, ada ajakan, gerakan dan pernyataan Golput yang begitu kentara di media maupun medsos.

Ada tokoh yang terang-terangan diwawancara di media soal pilihannya untuk Golput. Ada pula inisiasi tagar Golput di sosmed yang cukup konstan tumbuh. 

Menyoroti Golput saya kira baiknya dibahas efeknya pada demokrasi. Namun saat media mulai menampilkan tokoh penginisiasi bahkan memprovokasi untuk Golput. Ini yang berbahaya.

Golput menjadi berita sensasionalis media. Baik cetak maupun TV, media mungkin lupa akan etika mereka yang galau memilih. Anak-anak SMA berusia 17 tahun, mahasiswa, dan 'swing voters'. Malah akan condong melogika Golput sebagai pilihan. 

Karena saat dinyatakan 'banyak' pemilih yang memilih Golput via media. Maka insting menjadi bagian suatu kelompok muncul. Terbersit premis dalam fikiran mereka. Kalau mereka bisa Golput mengapa saya tidak?

Maka seolah Golput adalah kerja gotong royong. Baik itu oleh tokoh, pengamat, atau publik secara umum. 

Dan amplifikasi gerakan Golput kini tak lepas dari pengaruh sosial media. Menurut pantauan Google Trend, beberapa indikasi nuansa Golput tidak pernah lekang dari linimasa.

Trend Kata 'golput' Sejak 3 Bulan Lalu - Google Trends

Dari kata 'golput' saja, Google memunculkan trend yang fluktuatif. Dan trend tidak cenderung turun malah naik mulai awal tahun 2019. Namun dari trend ini juga berarti konten positif berisi kata 'golput' juga diakumulasi. Yang pasti, kata 'golput' masih memancing banyak percakapan di dunia maya.

Bagaimana jika dibandingkan antara frasa 'saya golput' dengan 'anti golput'. Sebuah hal yang patut kita lihat. Apakah di dunia maya orang masih menyuarakan untuk tidak Golput.

Trend Perbandingan frasa 'aku golput' dengan 'anti golput' - Google Trend

Dari 7 hari ke belakang, trend duel 'saya golput' dengan 'anti golput' cukup signifikan. Garis biru yang menunjukkan 'saya golput' memiliki trend dengan jumlah yang signifikan. Berbeda dengan trend 'anti golput' yang cenderung tidak banyak. Seolah trend 'anti golput' bersifat reaktif mengkounter isu 'saya golput'.

Statistik diatas tentu masih begitu sederhana. Namun hasil pencarian Google Trend bisa merepresentasi posting sosial media. Baik itu posting di Twitter, Facebook, maupun Instagram.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline