Lihat ke Halaman Asli

Giri Lumakto

TERVERIFIKASI

Pegiat Literasi Digital

Media Sosial dan Mereka yang Nalarnya Lumpuh pada Tragedi JT 610

Diperbarui: 30 Oktober 2018   22:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Unsplash)

Sebelumnya tulus saya mengucap bela sungkawa atas tragedi Lion Air JT 610. Semoga keluarga yang ditinggalkan dikuatkan. Aamiin.

Dan teruntuk, orang yang nalarnya lumpuh pada tragedi JT 610. Mungkin oknum-oknum ini membutuhkan pelajaran berlogika dan dan berempati kembali.

Karena setidaknya ada oknum-oknum yang nalarnya lumpuh pada tragedi ini. Setidaknya terlihat di lini masa sosial media belum lama ini.

Pertama, penyebar kabar hoaks bahwa pesawat telah mendarat dengan aman. Sebuah akun tokoh politik yang cukup kondang, melaporkan berita saat JT 610 dikabarkan hilang. Menurut kabar dari temannya, pesawat telah landing dengan selamat di Halim Perdana Kusuma.

Jika dilihat sekilas, memang tweet akun ini tidak menyebutkan spesifik Lion Air JT 610. Namun konteks suasana dan ruang mengesankan tweet ini ditujukan pada kabar hilang penerbangan JT 610. 

Tiada malu, akun tadi menghapus tweet tersebut. Netizen sempat ribut karena akun ini ternyata berbohong. Namun ia berdalih (serampangan) kalau tweet-nya dulu bukan tentang Lion Air JT 610.

Kedua, para penyebar foto/video kecelakaan pesawat yang bukan Lion Air JT 610. Demi sensasi, para penyebar foto-foto ini sejatinya membuat runyam suasana. Foto atau kecelakaan pesawat Lion Air lain malah sembrono disebar.

Demi like/komen/share bahkan followers. Penyebar foto-dan video kecelakaan JT 610 ini biasanya berlindung dibalik akun anonim. Kadang juga memberi link clickbait demi tujuan ekonomi.

Saya rasa penyebar tahu benar cara merelasi konteks dan ruang pada tragedi JT 610. Setidaknya memang dibutuhkan kreatifitas. Namun kreatifitas narasi yang menyimpang.

Ketiga, mempolitisasi tragedi JT 610. Seperti tiada pernah kapok. Akun-akun seperti ini mengaitkan hampir semua tragedi dan bencana dengan kepemimpinan Presiden Jokowi. Lalu jika ada Presiden baru, semua bencana bisa hilang?

Tujuan mereka tentu politis. Yaitu memperkeruh suasana Pemilu via sosial media. Akun yang memposting hal ini tentu nalarnya tidak sesempit itu. Tapi demi menyulut greget, emosi, sampai gaduh linimasa. Cara apapun halal dilakukan buat mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline