Lihat ke Halaman Asli

Giri Lumakto

TERVERIFIKASI

Pegiat Literasi Digital

Andai Saya Atlet Asian Games 2018 yang Tak Raih Medali

Diperbarui: 6 September 2018   12:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hanif Dhakiri bersama Rifdi, Aji dan Aries Peraih Medali Asian Games 2018 - foto: merdeka.com

Di sosmed, media mainstream, sampai sambutan massa di kampung halaman. Semua orang gempita menyambut para pahlawan Asian Games 2018 (AG 2018). Baik itu peraih medali emas, perak atau perunggu, atlet ini dielu-elukan.

Honor berupa rekening berisi jejeran angka nol ratusan/miliaran Rupiah siapa yang tidak suka. Jaminan menjadi ASN sampai diberi rumah juga sudah menanti. Betapa sejahtera masa depan para atlet ini.

Dan prestasi atau bonus ini tentu bukan sesuatu yang datang sekejap. Ada perjuangan darah dan airmata mungkin sebagai tangga mereka menuju sukses di AG 2018.

Lalu bagaimana fikiran seorang atlet AG 2018 yang tidak meraih medali sama sekali? Saya pribadi belum mendengar kabar mereka menjadi highlight via sosmed atau media mainstream sejauh ini.

Kiranya ada konflik psikologis yang terjadi di benak para atlet non-medali ini.

Pertama, ada motivasi untuk meraih emas di event olahraga terdekat. Entah itu event setingkat kabupaten, propinsi, nasional, atau internasional pasti dipersiapkan dengan baik. Panutan mereka bisa jadi atlet yang meraih medali AG 2018.

Mungkin niat meraka tidak pula dipicu honor ratusan/miliaran Rupiah. Karena memang mereka mencintai olahraga yang ditekuni. Motivasi eksternal yang mungkin tidak mudah goyah karena godaan apapun selain yang positif.

Kedua, mungkin akan ada rasa iri yang begitu pada peraih medali AG 2018. Iri menjadi bagian insting manusia. Begitupun dengan para atlet non-medali. Mungkin saja mereka mendapat bonus. Tetapi tentu tidak sebanyak peraih medali.

Apalagi stardom atau ketenaran sosmed dan media yang diraih. Hampir setiap hari penyambutan peraih atlet AG 2018 di kota-kota berbeda ditayangkan berita TV. Belum lagi fakta trivia peraih medali ini yang bersliweran via posting di sosial media. 

Pun bisa jadi akun IG. FB, Twitter para AG menjadi bertambah followers asli. Orang mana yang sekarang tidak senang followers atau friends di sosmed mereka tidak beribu atau berjuta banyaknya. Seperti instant stardom.

Melihat ke belakang, kadang atlet yang terlalu disorot dan dielu-elukan mlempen prestasinya di event ke depan. Para pemain sepakbola kita sering mengalami hal ini. Beberapa pebulutangkis pun juga mengalami star struck alias gagap terkenal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline