Lihat ke Halaman Asli

Giri Lumakto

TERVERIFIKASI

Pegiat Literasi Digital

Sulitnya Membuat Jurnal Berbahasa Inggris

Diperbarui: 12 April 2018   22:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Writing - sciencemag.com

Menulis saja jarang, tetiba diminta membuat jurnal ilmiah. Bukan pula dalam bahasa Indonesia, tapi dalam bahasa Inggris. Alamak, betapa berat beban seorang akademisi. Saat sehari-hari berbicara dan menulis dengan bahasa ibu.

Menulis formal plus dalam bahasa Inggris serasa pusing. Memahami jurnal asing saja masih banyak skip kosakata sulit. Apalagi diminta menulis dalam bahasa Inggris untuk jurnal internasional.

Sejatinya menulis menjadi makanan sehari-hari akademisi. Dari mulai menulis materi kuliah sampai membuat revisi modul, diperlukan skill menulis. Namun sayangnya, aktifitas menulis tadi tidak dilakukan berkelanjutan. Tidak konsistennya menulis membuat gagap menulis sesuatu yang berat. Seperti jurnal internasional terindeks Scopus atau institusi lainnya. 

Walau ada mesin dan aplikasi penerjemah, kadang tulisan tidak terasa genuine. Terjemahan yang dihasil terasa rigid atau kaku. Walau ada tambahan ekspresi idiomatik, tetap ada yang janggal. Tidak salah memang bersandar pada mesin penerjemah. Namun menyampaikan ide atau pesan dalam jurnal serasa lebih holistik jika dibuat sendiri.

Berikut tips-tips saya dalam mengatasi kesulitan menulis dalam bahasa Inggris. Tentunya, sifat ilmiah dalam jurnal harus disertakan dalam hal ini.

Pertama, biasakan diri untuk menulis. Menulis tentu dimulai dari hal-hal biasa. Menulis jurnal harian bisa menjadi jalan. Atau menulis opini dalam blog pribadi pun bisa dilakukan. Tidak harus dalam bahasa Inggris, bisa dalam bahasa ibu. Memang, menuangkan ide dalam tulisan lebih sulit dari berbicara. Oleh sebab itu, konsistensi menulis menjadi pintu pembuka.

Kedua, mencoba menulis dalam bahasa Inggris. Jika sudah bisa karena biasa, maka tambahkan tantangan. Menulis dalam bahasa Inggris adalah tantangannya. Karena mau tak mau, menyusun grammar, mencari vocabulary, dan menyesuaikan konteks berbeda dalam bahasa Inggris. Jadikan menulis dalam bahasa Inggris tantangan, bukan hambatan. 

Ketiga, proofread tulisan kita. Baik tulisan dalam bahasa ibu atau bahasa Inggris minta seseorang membacanya. Apakah orang tersebut mengerti apa yang disampaikan tulisan? Jika dalam bahasa Inggris, apakah pembaca faham apa maksud tulisan?

Dalam tahap ini, salah benar grammar, diction dan context tidak menjadi soal. Karena yang terpenting adalah wujud tulisan. Berfikir tentang kesulitan grammar, vocabulary atau contexts, kadang menghambat keinginan menulis.

Keempat, revisi dan minta re-proofread. Dalam tahap ini, bersiap untuk menghadapi tantangan lain. Mengedit, merevisi bahkan menulis ulang adalah tantangan cukup sulit. Karena tahap ini adalah masa dimana keinginan pembaca banyak dilibatkan. Karena tulisan kita, baik bahasa ibu/Inggris, hharus tersampaikan kepada pembaca dengan pemahamannya. 

Proofread -transpanish.biz

Kelima, tambah proofreaders tulisan kita. Karena jurnal kita nanti akan dibaca banyak orang, minta orang lain membacanya. Bisa kita minta anggota keluarga, rekan sejawat, atau bahkan peserta didik. Jikapun dirasa perlu, minta mereka menunjukkan error atau kesalahan yang dibuat. Baik dalam hal konten, message, pronunciation, tanda baca, dll.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline