Lihat ke Halaman Asli

Giri Lumakto

TERVERIFIKASI

Pegiat Literasi Digital

800 Artikel Buat Apa?

Diperbarui: 24 Januari 2018   14:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

manablog.org

Genap dengan artikel ini, saya sudah membuat 800 artikel di Kompasiana. Dibanding Kompasianer aktif dan senior, mungkin masih belum seberapa. Apalagi pula dengan blogger kawakan, jurnalis, atau penulis opini di koran. Saya hanya penulis kacangan. Tidak setenar dan bisa meng-influence khalayak. Namun setidaknya saya masih dan bisa berbagi apa yang saya tahu.

Ada pasang surut tentunya dalam menulis. Kadang bisa setiap hari menulis satu buah artikel. Namun sering pula ada masa jeda yang kadang begitu lama sehingga bisa disebut hibernasi. Banyak alasan untuk tidak menulis. Mulai dari kesibukan pekerjaan, studi, sampai 'menumpuk' inspirasi menjadi hambatan. Dan untuk memulai kembali seperti ogah-ogahan karena lamanya hibernasi.

Dan saat kembali menulis, perasaan senang tentu kembali. Ternyata inspirasi itu tidak sekadar mengawang-awang di kepala. Ispirasi bisa dikonkritkan dengan bentuk tulisan. Bisa kembali berbagi apa yang sedikit saya tahu. Dan di Kompasiana, mencari niche memang tidak mudah. Bukan masalah penulis baru atau lama, penulis ulung atau amatiran, tetapi konsistensi. (Selengkapnya Mencari Niche di Kompasiana)

Liku-liku saya sendiri di Kompasiana mungkin sudah banyak saya tulis. Semisal tantangan dan hambatan menulis Kompasianer. Atau iklim artikeldi Kompasiana pada umumnya. Ataupun dinamika para Kompasianer yang kadang singgah sementara atau untuk terus berbagi. Juga tulisan ringan lain mengenai analisa saya soal Kompasiana lain yang mungkin tidak sedetail dan semenarik Kompasianer lain. Kompasiana akan terus dinamis mengikuti dinamika kondisi Indonesia dari sudut pandang citizen journalism.

Tidak, saya pribadi tidak pernah akan menganggap rugi menulis di Kompasiana. Walau saya sudah menerima barang secara fisik dari Kompasiana. Namun yang lebih fundamental lebih dari itu. Semisal saya dikenal sebagai blogger sekaligus guru. Sebuah label yang jika saya sendiri mencatut tanpa bukti blog yang saya buat akan hambar kesannya. Bukti lain adalah artikel saya yang direferensi skripsi, jurnal, berita, atau artikel lain juga menjadi efek positif. Dan saya sendiri sudah menelurkan satu buku antologi kisah saya di Kompasiana. 

Dan tak lupa, persahabatan yang terjalin dengan Kompasiana sudah lintas jaman dan benua. Berkenalan dan bertemu dengan Kompasianer yang memang penulis atau blogger memberi inspirasi. Pribadi yang hangat dan bersahabat orang-orang yang saya kenal dari Kompasiana sampai saat ini tetap ada. Bahkan, saat berada di beda benua pun Kompasianer pun bisa ditemui. Dengan hangat mereka menyapa dan menyambut saya. Bertemu dan bertukar kisah hidup pun mengalir.

Pun saya akui dan rasa, tahun 2017 lalu Kompasiana penuh dengan masa sulit. Mencoba lebih baik memang membutuhkan perbaikan di sana-sini. Dan tantangan di tahun 2018 pun akan lebih sulit. Pengalaman saya pra-Pilpres dan paska-Pilpres, Kompasiana akan sangat riuh. Ada pihak yang pro dan kontra menebar influence mereka dengan artikel. Akan ada akun baru yang akan cetar mengkritisi, mengomeni, dan berargumentasi. Siap-siap saja jika Kompasiana akan down. Namun semoga tidak.

Dan semoga, dengan jumlah artikel yang saya buat tidak menjadikan saya malas. Tidak pula enggan untuk berbagi apa yang saya tahu. 

Selamat ber-Kompasiana...

Salam,

Boyolali, 24 Januari 2018

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline