"Aduh, salah kamar!"
"Maaf salah kamar."
"Eh kok ke share di grup ini? Maaf"
Pernah Anda mengetik salah satu pesan diatas? Atau apapun yang Anda ketik ketika mengalami tragedi 'salah kamar'. Bukan makna sebenarnya 'kamar' secara fisik. Kamar di sini berarti grup, kanal, team, atau apapun di platform medsos kita.
Grup yang berjejalan di WhatsApp misalnya. Atau deretan kanal di Telegram. Atau rentetan chat grup di FB Messenger. Atau apapun itu, mungkin sekali dua kali waktu pernah kita atau anggota grup sambangi dengan tragedi 'salah kamar'.
Dan menjadi fenomena mahfum di era gadget yang semakin personal seperti sekarang. Berinteraksi di platform chat lebih memberi sensasi buat kita. Dan tidak bisa dipungkiri bagi techno geek seperti saya, punya banyak grup memberi dunia saya lebih berwarna.
Namun dalam beberapa hal juga memberi unsur 'ketidaknyamanan'. Baca artikel saya Bahagia Kekinian Dilegitimasi Media Sosial.
Oke kita kembali ke tragedi salah kamar. Mari kita longok sejenak apa sih yang sebenarnya mengmicu seseorang bisa salah share, pencet, atau select ini. Setidaknya ada tiga hal yang saya sudah berhasil tangkap. Hal-hal berikut bersifat tentatif.
Jika ada hal yang lebih valid dan ilmiah, silahkan saja diberikan di kolom komentar. Dan saya merangkumnya ke dalam istilah 'Triple Over'.
Over pertama adalah over number of groups. Jika sudah menginstal media sosial, minimal Facebook, akan banyak orang yang memasukkan kita ke grup buatannya. Lalu obrolan bersambut. Kadang grup juga bisa sepi. Dan akhirnya ada grup-grup gosip kecil juga dibuat.
Lambat laun, grup akan semakin banyak. Dan saking banyaknya, kita akan lebih memilih grup yang lebih seru, serius, atau blak-blakan saja. Preferensi ini memang personal. Tapi banyak juga penyebabnya. Baca tulisan saya Inilah Hal-Hal Yang Membuat Grup Chat Ramai dan Kok Grup WA-ku Sepi?