[caption id="" align="aligncenter" width="566" caption="(ilustrasi: wildculture.com)"][/caption]
Jam tangan sudah menunjukkan pukul 2:56 pm. Aku segera bergesa menuju pool agen travel yang jaraknya lumayan jauh dari kos. Ternyata, menghabiskan waktu sedikit menghabiskan dawet hitam membuat ku sekarang tergesa. Nafasku mulai terengah karena langkah kaki yang mulai ku lebarkan. Tersengal sedikit, ku percepat langkahku menyusuri gang-gang sempit ini. "Yang BSD..BSD!!" teriak penjaga konter agen travelnya. Dan tepat saat langkahku terhenti di depan bangku yang masih kosong. Niatnya ingin ku duduki dan beristirahat sejenak. Namun, karena sudah diumumkan jurusan yang ingin ku tuju, enggan ku duduki bangku kosong itu.
Ku tebarkan pandang dan melihat rombongan yang seperti satu jurusan denganku. Sepertinya ada supir berseragam travel memimpin rombongan ini. Ada tiga orang anak muda. Ada seorang ibu yang sepertinya ribet sekali dengan barang bawaannya. Ada sepasang lelaki dan perempuan yang kira-kira umurnya lepas 30 tahun berjalan disampingku. Bergandengan. Sampai di depan Elf travel, ku coba longok ke dalam mencari nomor tempat dudukku. Ah, ternyata dekat pintu. Dan sepasang kekasih tadi duduk tepat di sampingku.
Cuma berjarak satu bangku kosong, yang ku dengar hanya bisik-bisik si pria, tapi kurang jelas. Sambil menunggu berangkat, nampaknya aura kemesraan sudah bisa ku rasakan. Melaju ke arah tol Pasteur, nampaknya mataku sudah minta untuk sejenak dipejamkan. Namun fikir dan fokusku terpecah melihat sudut mataku. Sang pria nampaknya kasmaran berbicara dekat sekali dengan si wanita. Ah, mesra nian ku fikir. Adrenalin yang melaju di tubuh sepasang kekasih ini tentu mengalahkan cepatnya laju travel ini.
Sesekali ku lihat si supir pongah bisa melibas melewat travel 'saingannya'. Namun, laju adrenalin plus oksitosin yang merayap menyelimuti jantung mencipta sensasi kasmaran, lebih bisa dibanggakan sepasang kekasih ini. Sentuhan dan tatap mata mereka membuat laju jantung mereka bersama terpacu. Persis apa yang kurasakan dengan istriku beberapa tahun lalu, semasa pacaran.
Langit Karawang sudah menggurat senja saat travel menepi untuk beristirahat. Hal yang ditunggu aku dan penumpang lainnya tentunya. Meluangkan waktu untuk ke kamar kecil adalah utamanya. Mata ku tetap terfokus pada sepasang kekasih. Mencoba untuk tidak stalking, ku ikuti mereka yang bergandengan. Seolah tidak mau lepas. Dan memang aku ini yang selalu berlagak detektif. Ada dua hal yang bisa ku simpulkan dari sepasang kekasih yang sudah cukup berumur ini.
Pertama, mereka baru saja honey moon kedua di Bandung. Dengan suasana dingin dan mungkin lebih romantis, Bandung tentunya menjadi tempat yang pas. Mungkin ke Puncak Drajat atau yang tidak jauh, Lembang sudah cukuplah suasana romantisnya. Kedua, mereka ada teman lama yang CLBK. Seperti rekan kerjaku. Dua teman SMA yang kembali dipersatukan di waktu yang jauh ke depan. Mungkin ada benarnya, kadang jodoh itu dipinjamkan dulu ke hati lain. Lalu untuk dipertemukan kembali di satu waktu.
Dan sepasang kekasih berumur ini mungkin adalah jabaran dari kondisi tadi. Sambil terus ku coba meihat mereka yang kembali mesra mengobrol sepanjang tol. Ah, betapa cinta memang harus bersatu. Agar dunia ini menjadi seumpama surga. Wajah istriku pun menggantung senyumnya di fikiranku. Tiga jam perjalanan sudah hampir mendekati ujungnya. Saat beberapa penumpang travel aktif dalam peraduan tidurnya sembari terguncang. Sepasang kekasih ini tiada perduli kantuk, bahkan aku yang duduk di samping mereka.
Mesranya mengalahkan mesranya anak SMP bau kencur yang belajar pacaran. Romantika yang tergores dalam senyum mereka, mungkin memabukkan. Sampai-sampai saat ku tengok beberapa kali ke arah mereka. Mereka sampai tiada sadar. "BSD..BSD.. siap-siap" ujar san supir. "Mang, saya turun di gerbang aja ya?" teriak si lelaki.
Rupanya si lelaki tidak turun di pool agen travel ini. Ia lebih memilih turun terpisah dengan si perempuan. Sembari menyiapkan diri untuk turun, tatap mata si lelaki tertuju mesra ke kekasihnya. Si perempuan hanya berucap lembut sambil senyumnya tersimpul hangat. Ada binar asmara bercampur sedih menggelayut di tatap mata si perempuan. Si pria pun mengusap pipi kekasihnya. Ah, mesra nian pemandangan ini fikirku kembali membuncah. "Kiri..kiri mang. Disini aja?!" si lelaki langsung berucap pada supir.
'Permisi mas...?" ia meminta jalan melewati ku menuju pintu Elf travel ini. "Oya, silahkan.." ku miringkan kakiku. Keluar dari travel, tatap si perempuan mengikuti arah si kekasihnya pergi. Travel berjalan perlahan memasuki salah sat sektor di BSD.