Lihat ke Halaman Asli

Giri Lumakto

TERVERIFIKASI

Pegiat Literasi Digital

Bu Mega, Bosan Kami Dengan Pencapresan Jokowi

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(photo: merdeka.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="512" caption="(photo: jurnal3.com)"][/caption] Manuver politik yang bikin gregetan dan sepaneng (Bahasa Jawa; tegang) dari Megawati dalam pencapresan Jokowi 2014. Bagaimana publik dibuat penasaran dan menduga. Serius tidak Megawati akan mencapreskan Jokowi. Menunggu sambil terus berkoar-koar dibalik nama 'besar' Jokowi, tentunya akan menjadi bumerang ganas sendiri. Bagaimana nantinya publik menjadi bosan dan eneg. Segala manuver dan pernyataan dari orang-orang terdekat Megawati di PDI-P sudah cukup banyak. Selaiknya iklan yang diulang-ulang, publik nampaknya jadi keder (bingung) sendiri. Apalagi menyoal keseriusan dari PDI-P sendiri. "Saya pikir ketua umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, sudah pada titik itu dalam menghitung kelayakan Jokowi sebagai calon presiden negeri ini, apa alasan ketua umum yang secara langsung mendidik Jokowi kalau bukan mempersiapkan Jokowi sebagai calon presiden," ujarnya (Wakil Sekretaris DPD PDI Perjuangan Sumatera Selatan Riza Tony Siahaan) dalam siaran pers yang diterima Tribunnews.com, Rabu (8/1/2014). (berita: tribunnews.com) Dan lagi-lagi, lontaran pernyataan menyoal pencapresan Jokowi di 2014 nanti bukan dari Megawati sendiri. Sebagai ketua umum PDI-P sekaligus tokoh sentral partai ini, Megawati kembali hanya seperti PHP-an (Pemberi Harapan Palsu-an) publik. Megawati sendiri sepertinya tetap akan no comment sajalah. Walau gejolak di lingkup PDI-P sendiri menghangat menjelang Pileg 2014. "Saya bukan yang memberi keputusan tapi PDI Perjuangan, jadi saya no comment," kata Megawati saat menanggapi pertanyaan wartawan terkait kemungkinan pencapresan Jokowi dari PDI Perjuangan dalam jumpa pers di Yogyakarta, Sabtu. (28/12/2013) Menurut dia, keputusan bursa capres dari PDIP akan bulat ditentukan setelah pemungutan suara pemilu legislatif tanggal 9 April 2014. "Ya sabar saja, sampai setelah 9 April," katanya. (berita: antaranews.com) Dan akhirnya, imbas wacana Capres Jokowi maju 2014 pun menjadi trigger atau pemicu untuk simpatisa dan grassroot PDI-P sendiri. Semua lontaran dan wacana dari orang dekat Megawati nampaknya semakin konkrit dalam pencapresan Jokowi. Kader dan simpatisan grassroot PDI-P di daerah pun berinisiasi untuk membuat wacana legowo untuk Megawati. Sejumlah warga Kota Solo, Jawa Tengah, menggelar aksi dengan cara membentangkan spanduk besar bergambar Jokowi , Kamis (02/01). Aksi itu digelar di atas jembatan penyeberangan Pasar Gede, untuk mendukung gubernur DKI Jakarta itu nyapres. Spanduk yang dipasang di sisi jembatan itu bertuliskan "2014 Tahun Baru, semangat baru, capres baru Jokowi". Peserta aksi yang terdiri dari pedagang dan pengayuh becak, itu meneriakkan agar Jokowi dicalonkan menjadi presiden pada pilpres mendatang. Mereka meminta agar DPP PDIP dan Megawati selaku ketua partai mau merelakan Jokowi menjadi capres. "Kami mohon PDIP dan Bu Mega legowo mencalonkan Pak Jokowi menjadi presiden. Harus tahun ini, jangan ditunda-tunda lagi," ujar Muhammad Shobirin (55), salah satu peserta aksi. (berita: merdeka.com) [caption id="" align="aligncenter" width="482" caption="(photo: merdeka.com)"][/caption] Dua hal penting teriakan warga Solo pendukung Jokowi untu Presiden 2014 adalah. Pertama, Jokowi adalah orang Solo. Ia pernah memimpin dan dekat dengan warga Solo. Jadi wacana orang Solo, yang memang mayoritas suaranya pendukung PDI-P nampaknya bisa menjadi cermin. Cermin bagaimana publik sebenarnya gerah dengan diamnya Megawati dan wacana petingi PDI-P menyoal pencapresan Jokowi. Kedua, walau secara spesifik Jokowi adalah kader PDI-P, namun citra yang muncul adalah Jokowi milik Indonesia. Bagaimana citra Jokowi sendiri lebih santer dan 'besar' daripada partai yang memboyongnya. Jokowi sudah menjadi individu yang digadang seperti Satrio Piningit untuk Indonesia yang lebih baik oleh publik secara umum. Sehingga sampai muncullah Seknas untuk Jokowi menjadi Presiden 2014 nanti. "Kami rakyat Indonesia mendukung Jokowi untuk menjadi Presiden Republik Indonesia tahun 2014!" teriak anggota presidium Seknas Jokowi, Dadang Juliantara di Jl Kotabumi, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (15/12/2013). Menurutnya sosok pemimpin yang diinginkan rakyat ada dalam diri Jokowi. Meski belum tuntas menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, mereka yakin Jokowi dapat memenuhi keinginan rakyat. "Jokowi ini pemimpin yang sederhana, jujur, apa adanya dan bisa dipercaya," katanya. (berita: news.detik.com) [caption id="" align="aligncenter" width="460" caption="(photo: news.detik.com)"]

(photo: news.detik.com)

[/caption] Publik pun akan serasa terus deg-deg plas menunggu setelah Pileg nanti. Seriuskah Megawati mencapreskan Jokowi? Semua wacana dan dukungan yang ada akan menjadi nyata atau pupus. Nyata ketika memang diketok palu, PDI-P mencapreskan Jokowi. Atau pupus saat PDI-P mengajukan Capres lain atau malah tidak mencapreskan siapa-siapa. Bukan lagi bola panas wacana Jokowi for President yang diemban Megawati. Namun lebih kepada beban betapa sosok Jokowi telah menjadi besar. Citranya begitu cetar menggelora dan menjadi tumpuan harapan Indonesia lebih baik. Namun satu sisi logika publik pun akan juga menyayangkan jika Jokowi meninggalkan DKI Jakarta. Di masa kepemimpinannya Jakarta serasa bangkit dan mulai merona. Kasihan juga jika ditinggal dan tidak tuntas oleh Jokowi. Publik pun akan tetap menunggu. Atau bahkan bosan dengan wacana dan isu internal PDI-P sendiri menyoal pencapresan Jokowi? Salam, Solo, 08 Januari 2014 11:40 am



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline