[caption id="" align="aligncenter" width="484" caption="(ilustrasi: freshdayahead.com)"][/caption]
"Bu, aku minta dimandiin..." rengek putri kecilku sebelum berangkat sekolah pagi tadi. Namun aku menolak. Padahal sudah kelas 5 SD, masih saja seperti anak bayi. Andai saja aku penuhi inginnya tadi pagi. Atau andai aku pahami inginnya, aku bisa percaya hal ini terjadi. Sore ini aku memandikan jenasahnya. Ia meninggal dunia tertabrak mobil saat pulang dari sekolah siang tadi.
- - o - -
"Din..., ayo beli nasgor!", teriak Nisa dari lantai bawah kost. Dinar terbangun dan mencoba memastikan suara Nisa. Terdiam dan tercekat di pinggir ranjang di tengah malam ini. Dinar langsung bangunkan Nisa yang tidur di kamarnya. Memeluk guling, Nisa juga terdiam mendengar suaranya dari lantai bawah.
- - o - -
Relawan homestay-ku, Pierre selalu enggan menyapa pembantu rumah tanggaku. Ia orang Perancis yang supel menurutku. Tapi, ia selalu diam menunduk jika berpapasan dengan bi Inah. Saat satu waktu ku tanyakan sebabnya. Ia cuma berkata, ia tidak suka diplototi seorang wanita berbaju putih di belakang bi Inah. Padahal, bi Inah selalu datang sendiri ke rumah.
- - o - -
Dimintai maaf adalah perbuatan yang memberatkan hati. Memaafkan orang yang telah berbuat buruk pada kita adalah ujian. Memaafkan pun akan sangat berkesan. Jika Anda dimintai maaf seorang yang baru saja meninggal dunia.
- - o - -
"Pak pak, maaf geser sedikit dong?!" pinta ku. Entah kenapa angkot yang ku naiki malam ini penuh sekali. Biasanya, setelah pukul 10 malam angkot sepi. Akhirnya ku putuskan untuk turun di pangkalan ojek. Walau lumayan jauh dari rumahku. Baru ku turun dari angkot, seorang tukang ojek tercekat melihatku. "Pak, sadar ga bapak naek angkot bareng siapa?" tanyanya heran. "Ya oranglah?" ungkapku. "Yang saya lihat sih rombongan pocong pak" si tukang ojek jelaskan.