Lihat ke Halaman Asli

Giri Lumakto

TERVERIFIKASI

Pegiat Literasi Digital

Horor Singkat Tercekat #11

Diperbarui: 7 Maret 2016   13:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(ilustrasi: blogs.tribune.com.pk)

 

[caption id="" align="aligncenter" width="512" caption="(ilustrasi: blogs.tribune.com.pk)"][/caption]

Hampir sewindu Farhan meninggalkan kampungnya. Mengadu nasib sebagai TKI di Qatar tidak membuatnya lupa akan kampung. Sampai di gapura dusun, tepat menjelang magrib. Turun dari angkot ia langsung ia disapa Irham. “Apa kabar Han? Dah lama nda balik?” Farhan hanya diam dan tercekat. Karena yang ia ingat, Irham adalah teman SMA-nya yang meninggal kecelakaan. Mereka berboncengan saat kecelakaan. Farhan selamat, sedang Irham tidak.

- - 0 - -

Malam tadi, ku temukan kelereng putih di samping tempat tidurku. Sore ini, ku sempatkan berdoa di pemakaman teman lamaku, Susanti. Karena hanya Susanti dan aku yang senang mengumpulkan dan bermain kelereng putih saat kami kecil dulu.

- - 0 - -

“Mbak, ada telpon!?” teriak adikku dari lantai bawah. “Ya tunggu, sebentar.” Ku langkahkan kaki. Sembari menapak turun tangga, ku bertanya. “Siapa dik di telepon?” tanyaku. “Pak Gito katanya”. Ku hentikan langkahku. “Tutup aja dik teleponnya!” teriakku. Tidak ada pak Gito yang ku kenal selain guru olahragaku. Ia suka berbuat asusila pada muridnya perempuan. Ia pun dipenjara karena perilakunya. Kabarnya, ia tewas gantung diri di penjara.

- - 0 - -

Didit terus meneteskan air mata saat pemakaman Bani sahabatnya. Saat matahari mulai redup, Didit gontai pulang ke rumah. Ia terpukul, sahabat dekatnya meninggal dunia karena sakit. Baru kemarin sore mereka bermain basket di lapangan yang kini Didit lewati. “Doain aku ya Dit..” terdengar sayup suara Bani. Didit menengok bingung dan tidak percaya. Tiba-tiba ada bola basket menyentuh kakinya. Didit hanya terdiam.

- - 0 - -

Selalu hapus kontak telepon teman yang sudah meninggal dunia. Jika disertai foto, hapus pula fotonya. Jika suatu waktu ia menelepon, jangan pernah diangkat. Karena kamu tidak pernah tahu siapa diujung telepon? - - 0 - - Entah kenapa, foto Sari mantan Hendra terselip di antara buku-buku sekolah dulu. Sari, gadis cantik yang selalu menjadi idaman di SMA dulu memang sempa Hendra 'tembak'. Sampai menjelang semester 3 saat kuliah, Sari tiba-tiba memutuskan untuk putus. Dan ucapan terakhir yang Hendra ingat sebelum Sari meninggal adalah "Ndra, kalau saya mau pergi jauh. Boleh?".

Cerita lainnya: #1#2#3#4#5#6#7#8#9 | #10 | #12

Salam,

Solo 27 November 2014

11:31 pm




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline