Lihat ke Halaman Asli

Giri Lumakto

TERVERIFIKASI

Pegiat Literasi Digital

Imajinasiku di Dalam Kardus Pelangi

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(ilustrasi: www.centauri-dreams.org)

[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="(ilustrasi: www.centauri-dreams.org)"][/caption] Sebuah rasa yang syahdu dan sendu.. Syahdu beriring rindu untuk bertemu. Rindu yang serupa bulir air hujan. Bulir-bulir yang kau tangkap, adalah rasa rindumu padaku. Sedang bulir-bulir lainnya adalah banyaknya rinduku padaku. Syahdu yang semakin mendayu seiring hujan yang semakin berirama. Irama yang mengisi ruang fikiran yang mencoba menuliskan rasa ini. Kata-kata yang terangkai dengan setiap spasi dan kata yang tertuang adalah rasa bahagia. Kata yang setiap hurufnya adalah imajinasi atas senyum simpul orang yang didamba. Ah, betapa rasa ingin memilikimu semakin membuncah. Setiap kata semakin mendekatkan aku pada keinginan memiliki dirimu. Bukan untuk menjalin cinta. Namun asmara. Sebuah rasa yang mengisi ruang kosong harapan dan kerinduan. Harapan untuk bisa mengisi rasa ingin bersama. Bukan untuk saling mencinta. Namun untuk menjalin rangkaian asmara. Sebuah rasa yang mengisi harapan dan kerinduan. Kerinduan untuk bisa sekadar menatap senyummu. Semburat senyummu yang selalu datang seiring asmara. Melengkapi indahnya asmara, namun tidak menghambarkan cinta. Biarkan jarak membuat ruang di asmara kita. Karena semilir angin rindu akan berhembus bebas didalamnya. Biarlah asmara ini serupa ombak dilautan. Ia bergerak kesana-kemari. Saat lautan tidak mampu mengurai laju ombaknya. Biarlah asmara ini serupa aku dan berbagi segenggam roti. Namun kita tidak mengambil roti dari roti yang sama. Berikanlah hatimu ke hati, hatiku ke hatimu. Namun bukan untuk saling memiliki dan dimiliki. Biarkan asmara itu memiliki hati kita berdua. Berdirilah disini bersamaku. Biarka ada jarak diantara kita. Karena setiap pilar selalu kokoh jika berdiri berjauhan. Diadaptasi dari Kahlil Gibran - Sang Nabi (The Prophet) Salam, Solo, 09 Desember 2014 08:14 pm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline