Lihat ke Halaman Asli

Giri Lumakto

TERVERIFIKASI

Pegiat Literasi Digital

Selamat Tinggal Google Glass, Selamat Datang Ara Phone

Diperbarui: 26 Mei 2019   21:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1421487437885195576

Rumor yang beredar, proyek Google Glass dari Google Inc. dihentikan. Dan sepertinya tahun 2015, seperti prediksi tren tekno dan gadget, Glass tidak masuk dalamnya. Setelah 2 tahun lebih berkutat pada promosi dan 'penyempurnaan' Glass, Google sepertinya menyerah. 

Penjualan Glass pun sepertinya tidak signifikan. Apalagi rilisnya versi Glass Explorer, yang membuatnya seolah-olah lebih baik. Walau sepertinya malah mempercepat 'kematian' Glass. 

Berita ini tentunya menggugurkan tulisan saya sebelumnya yaitu, Yuuk Lihat Produk Baru Google 2015

Saat dunia sedang gempita dengan wearables gadget, Google Inc. sepertinya menyambut dengan gempita Ara Phone. Project Ara Phone sendiri sudah dimulai awal tahun 2014 lalu dari Google Inc. 

Digawangi Paul Eremenko, Project Ara dengan mencoba membuat modular phone ala Google. Dan tujuan Ara Phone sendiri adalah smartphone yang hebat. Dengan mengesampingkan harga. Kabarnya, Ara Phone akan dibesut dengan harga USD 50. Wow!

Google - Foto: ibtimes.com

2 Tahun Project Glass yang Pelik dan Penuh Liku 

Walau sempat mendapat gelar The Invention of Year 2013 dari Time. Sejak dibesut 2012 lalu, Google Glass malah banyak menuai kritik. Baik secara sosial maupun fisiologis pengguna. Secara sosial, sempat muncul istilah 'Glasshole' (plesetan dari asshole) untuk para pengguna Glass. 

Istilah ini dikoinkan oleh seorang blogger A.S Mat Honan. Dalam review-nya, setelah menggunakan Glass selama 1 tahun, ia berkomentar blak-blakan dan cenderung sinis. "Wearing Glass seperates you. It sets you apart from anyone else," imbuhnya, lagi dengan mengeluarkan uang USD 1.500,- maukan Anda menjadi Glasshole? 

Google Glass Meme - Ilustrasi: informationweek.com

Secara fisiologis fungsi tubuh pula, Glass mendapatkan kritik pedasnya. Adalah Sina Fateh, seorang peneliti augmentasi visual manusia, mengatakan Anda tidak membutuhkan Glass. Permasalahan utamanya, fungsi Glass akan membuat mata Anda juling. 

Karena Anda melihat dengan kedua mata pada orang normal, maka Glass akan membuat otak Anda bingung. Akan terjadi binocular rivalry, yaitu mata sulit bekerja dengan sinkron. Karena satu mata melihat display Glass di sebelah kanan. Sedang yang satu melihat objek yang berada di depannya. 

Tidak heran Anda akan menjadi pening nantinya. (Selengkapnya di artikel saya: Google Glass, Mimpi Mirip Bejita dan Bahayanya

Tentunya, penjualan Glass yang tidak juga melonjak mengindikasikan berhentinya Project Glass. Dengan pengembangan software untuk Glass yang berhenti beberapa bulan lalu. Semakin menguatkan Glass sebagai produk gagal Google. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline