Berapa banyak sampah yang kalian buang hari ini?
Di mana ada manusia, disitu ada sampah. Semakin banyak populasinya, semakin tinggi pula tumpukkan sampahnya dan akan semakin berbahaya jika kita tidak tepat dalam mengelolanya.
Pengelolaan sampah sebenarnya bisa dilakukan dengan banyak cara. Hal yang paling umum kita lakukan saat ini adalah daur ulang atau mencegah penambahan sampah itu sendiri dengan mengurangi penggunaan hal-hal yang "sekali pakai".
Itu bagus dan sudah menunjukkan kalau kalian peduli dengan keberlangsungan bumi ini.
Namun, ada cara pengelolaan sampah lainnya yang (mungkin) bisa digarap secara masif oleh pemerintah. Cara itu adalah mengolah sampah menjadi listrik atau Waste to Energy (WtE).
Waste to Energy (WtE) adalah pembangkit untuk pengolahan limbah padat yang mampu meminimalkan permasalahan lingkungan yang ditimbulkan dari penimbunan sampah dan juga mampu meningkatkan pangsa energi terbarukan.
Dalam klasifikasi energi terbarukan, WtE termasuk ke dalam bioenergi, yaitu energi yang dihasilkan dari konversi produk padat, cair, dan gas yang berasal dari biomassa.
Termasuk bahan baku yang berasal dari hewan atau tanaman, seperti kayu dan tanaman pertanian, dan limbah organik dari sumber kota dan industri.
Waste to Energy mempunyai kemampuan untuk mengolah sampah berasal dari tiga sumber utama, yaitu pertanian, kota dan fasilitas industri yang ketiganya dibagi menjadi lima jenis, antara lain:
- organic waste (terdiri dari sampah-sampah tanaman perkebunan atau taman, hewan, dan makanan)
- recyclable waste (terdiri dari sampah kertas, plastik, logam, dan kaca)
- dry recoverable waste (terdiri dari sampah-sampah kering)
- inert waste (terdiri dari puing-puing konstruksi dan abu)
- hazardous waste (terdiri dari wadah pestisida, limbah medis, dan bahan-bahan radioaktif)