Lihat ke Halaman Asli

Giovani Yudha

TERVERIFIKASI

Gio

Hari Lautan Sedunia: Mengenal Permasalahan Laut dan Kita Semua adalah Solusi

Diperbarui: 22 April 2022   23:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Permasalahan Laut - Sumber: STOCKPHOTO-GRAF/SHUTTERSTOCK

Hari Lautan Sedunia, kita ucapkan selamat tapi apakah layak untuk dirayakan?

Lautan meliputi sekitar 72 persen permukaan bumi. Tidak hanya menjadi sumber utama makanan, tetapi laut juga berfungsi sebagai jalur perdagangan, petualangan atau pariwisata, sumber penemuan atau penelitian. 

Lautan memberikan sumber daya alam utama termasuk makanan, obat-obatan, biofuel, dan produk lainnya. Lautan juga berfungsi sebagai tempat pariwisata maupun rekreasi dan menjadi rumah bagi organisme laut, hewan-hewan, dan terumbu karang. 

Dalam konteks hubungan internasional, wilayah laut digunakan sebagai wilayah dengan tujuan strategis, seperti kerja sama regional dan internasional serta latihan militer bersama. 

Urgensi akan menjaga dan melestarikan kesehatan laut dalam level global sebenarnya sudah dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB dalam The 2030 Agenda for Sustainable Development, target ke-14 “Life Below Water”

Tapi apakah masalahnya hilang saat ini? Ngga.

Menurut UN Environment, diperkirakan setidaknya sebesar 8 miliar dolar Amerika (dirupiahkan banyak banget pokoknya) biaya yang dibayarkan dalam kerusakan ekosistem laut. Ada kemungkinan besar pada tahun 2050 jumlah plastik di laut akan menjadi lebih banyak dibandingkan jumlah ikan.

Ya mau gimana, selama penggunaan laut masih cenderung mengarah kepada tindakan eksploitatif, tanpa adanya upaya untuk melestarikan, mencegah, maupun mengatasi permasalahan, jangan berharap ini selesai.

Permasalahan laut itu kompleks dan biar mudah untuk dipahami dapat kita lihat dari tujuh perspektif:

Pertama, dari perspektif keamanan, akhir Perang Dingin membawa tantangan-tantangan keamanan maritim dari tradisional (seperti perang) menjadi non-tradisional (seperti degradasi lingkungan, kelangkaan sumber daya, kejahatan transnasional, pembajakan, perdagangan obat terlarang, imigrasi ilegal, dan terorisme).

Kedua, dari perspektif ekonomi, yang bisa kita lihat dari aktivitas ekonomi tanpa berbasis lingkungan. Hanya mengutamakan keuntungan dan pasar sehingga mempunyai kecenderungan ekspansif, agresif, dan eksploitatif terhadap sumber daya laut.

Ketiga, dari perspektif sosial, adanya peningkatan ketergantungan pada penggunaan laut sebagai sumber daya dan transit barang sehingga mengarah pada pembangunan fasilitas laut yang tidak terkendali, seperti pembangunan pelabuhan dan tempat pariwisata atau lainnya yang mencemari sumber daya alam, menghancurkan lanskap zona pantai dan mengurangi kualitas hidup masyarakat pesisir.

Keempat, dari perspektif teknologi, percepatan pertumbuhan dalam sains dan teknologi telah mengarah pada penemuan atau penggunaan baru untuk eksploitasi dan meningkatkan kerentanan lautan. Misalnya, kemajuan teknologi telah memungkinkan manusia untuk pergi lebih jauh dan lebih dalam, seperti pengeboran migas lepas pantai yang beresiko menyebabkan oil spill dan lalu lintas kapal cargo maupun pengangkut penumpang yang menghasilkan emisi gas berbahaya.

Kelima, dari perspektif hukum, hukum baru terkait lautan meningkatkan permintaan untuk penggunaan lautan dan kebebasan akses menggunakan lautan. 

Keenam, dari perspektif lingkungan, lautan telah berfungsi sebagai tempat pembuangan yang paling disukai umat manusia, antara lain pembuangan limbah, pembuangan puing-puing industri, militer, polutan beracun, dan minyak kotor. Sumber-sumber yang berbasis di darat bertanggung jawab atas 80% pencemaran laut.

Ketujuh, dari perspektif sumber daya, mengambil atau menjaring jutaan ton satwa laut tanpa memikirkan keberlanjutan satwa, telah menyebabkan kelangkaan dan punahnya puluhan spesies yang pernah dianggap sebagai populasi laut.

Ilustrasi Kampanye Greenpeace atas Permasalahan Laut - Sumber: Greenpeace.org

Setelah melihat kompleksnya permasalahan laut, pertanyaan selanjutnya adalah siapa yang bisa menyelesaikan? 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline