Lihat ke Halaman Asli

Giovani Yudha

TERVERIFIKASI

Gio

Jalur Sutra Laut, Konsep Perdagangan China yang Visioner

Diperbarui: 22 April 2022   23:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Pemimpin China, Xi Jin Ping - Sumber: disway.id

Pada bulan Oktober 2013, Presiden China atau Tiongkok, Xi Jinping memperkenalkan dan menawarkan konsep pembangunan prestisius, yang dinamakan Belt and Road Initiative atau di sini dikenalnya One Belt One Road (OBOR). Secara singkat konsep pembangunan ini fokus kepada ekspansi jalur perdagangan Tiongkok seluas-luasnya, baik  di darat maupun di laut

Untuk yang di laut,  program yang dicanangkan bernama 21st Century Maritime Silk Road Initiative (MSRI) atau Jalur Sutra Laut. 21st Century Maritime Silk Road merupakan program integrasi perdagangan laut dari Asia Tenggara melalui Afrika ke Eropa (bisa jadi ada extended versionnya) 

Awal Oktober 2013, MSRI berorientasi pada kerjasama dengan ASEAN atau negara-negara Asia Tenggara. Namun, enam belas bulan kemudian, fokusnya mulai ekspansi ke cakupan laut yang lebih luas di luar Laut China Selatan, seperti Samudra Hindia, Pasifik Selatan, Laut Mediterania, dan Atlantik. Kemudian, pada Juni 2017, Tiongkok memperluas jangkauan MSRI dengan memasukkan Samudra Arktik yang disebut sebagai Polar Silk Road

Maka dari itu, MSRI mempunyai rencana tiga rute utama:

  • Pertama berasal dari pantai Tiongkok ke Eropa melalui Laut China Selatan, Samudra Hindia, dan Laut Mediterania, kemudian ke Samudra Atlantik.
  • Kedua, dari pantai Tiongkok melalui Laut China Selatan ke Pasifik Selatan dan kemudian ke Australia. 
  • Ketiga, melalui Samudra Arktik, melewati barat laut sepanjang pantai utara Rusia untuk berhubungan dengan wilayah negara-negara Nordik (Finlandia, Denmark, dan negara Eropa Utara lainnya), bagian lain Eropa, dan Kanada Utara.

Apakah ini konsep baru?

Ilustrasi Konsep Ekspansi Dinasti Ming - Sumber: chinareport.com

Tidak. Konsep laut yang visioner ini sudah jauuuuuhhh dipikirkan sejak ratusan tahun lalu.

Dimulai dari tahun 1368 sampai dengan tahun 1644, Tiongkok berada dibawah kepemimpinan Kekaisaran Ming. Kekaisaran Ming menjadi teladan oleh negara Tirai Bambu tersebut karena keahlian pemimpin dan merencanakan strategi untuk ekspansi maupun mempertahankan wilayah. Setidaknya saat itu Ming punya tiga tujuan utama melakukan ekspansi:

  • Mengendalikan dan memperluas rute perdagangan
  • Melindungi sumber daya 
  • Meminimalisir ancaman di wilayah kekuasaannya, terutama dari bangsa Mongol yang berada di wilayah utara

Balik lagi ke tahun 2010an....

Tahun 2017, Xi Jinping dalam sebuah opening ceremony the Belt and Road Forum (BRF) for International Cooperation di Beijing,  menjelaskan bahwa Belt and Road Initiative (BRI/OBOR), termasuk MSRI, akan memperkuat lima tipe konektivitas:

1. Konektivitas Kebijakan, artinya MSRI mempunyai tujuan untuk melengkapi strategi pembangunan negara-negara yang terlibat dalam konsep ini dengan cara meningkatkan koordinasi kebijakan negara-negara melalui inisiatif kebijakan. Gampangnya, buat negara yang mau join-an sama Tiongkok akan dibantu kebijakan pembangunannya. Saat ini banyak kebijakan pembangunan yang sudah "dibantu" dan terhubung dengan Tiongkok, seperti: 

  • Eurasian Economic Union of Russia 
  • the Master Plan on ASEAN Connectivity
  • the Bright Road initiative of Kazakhstan
  • the Middle Corridor initiative of Turkey 
  • the Development Road initiative of Mongolia
  • the Two Corridors
  • One Economic Circle initiative of Vietnam
  • the Northern Powerhouse initiative of the UK
  • the Amber Road Initiative of Poland, dan lain-lain.....

2.Konektivitas Infrastruktur, artinya dalam MSRI, Tiongkok akan mewujudkan investasi pembangunan dan peningkatan kualitas pelabuhan-pelabuhan negara yang terlibat. 

3. Konektivitas Perdagangan, artinya Tiongkok akan kerjasama dengan negara yang terlibat melalui pengurangan hambatan tarif dan non-tarif, pembentukan zona perdagangan, pemotongan biaya transportasi, dan pembukaan pasar yang sudah ada atau membuka yang baru. 

4. Konektivitas keuangan, artinya Tiongkok akan membentuk kerjasama keuangan dengan negara yang terlibat dalam MSRI melalui kebijakan fiskal maupun moneter, seperti dana pinjaman maupun penggunaan mata uang yang sama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline