Lihat ke Halaman Asli

Giovanny Emanuella Siahaan14

Mahasiswa Kesehatan Masyarakat

Pentingnya Edukasi Kesehatan sebagai Strategi dalam Upaya Penanganan Mpox

Diperbarui: 1 Oktober 2024   04:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

GIOVANNY EMANUELLA SIAHAAN/191241074

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Cacar monyet adalah penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox. Penyakit ini adalah penyakit zoonosis dengan inang primer yang tidak diketahui dan bersifat patogen pada hewan dan manusia tak hanya itu penyakit ini juga dapat menyebar dari manusia ke manusia. Pada 1958 penyakit ini ditemukan pertama kali pada seekor monyet dan telah dilaporkan di beberapa reservoir terutama pada hewan pengerat dan spesies mamalia kecil lainnya seperti tikus, tupai, dan hamster yang terinfeksi kemudian untuk kasus pada manusia pertama kali ditemukan pada pasien anak-anak dari Kongo tahun 1970.

Tiga puluh tahun kemudian ditemukan kasus cacar monyet pertama di luar Afrika akibat paparan virus melalui penularan zoonosis dari hewan yang terinfeksi dimana adanya histori melakukan perjalanan dari Afrika. Pada tahun 2022 wabah cacar monyet ini menjadi epidemi global dan dinyatakan sebagai keadaan darurat bagi kesehatan global.

Penyakit ini banyak ditemukan di Afrika Barat dan Tengah dimana penularan yang sering terjadi adalah dari hewan ke manusia terlebih dengan hewan yang terinfeksi atau cairan tubuh sedangkan penularan kepada manusia dari manusia dapat terjadi melalui kontak tatap mata, kulit ke kulit, mulut ke mulut, atau mulut ke kulit termasuk kontak seksual.

Gejala mpox pada manusia biasanya muncul 1-21 hari sejak terpapar oleh virus dimana gejala utama yang dialami antara lain ruam pada kulit, pembengkakan kelenjar getah bening, dan demam tinggi. Bentuk ruam yang muncul akan berkembang dari bintil biasa kemudian akan berisi cairan yang membesar lalu pecah dan menjadi keropeng.

Pada bulan Agustus tahun 2024, WHO menetapkan monkeypox sebagai kegawatdaruratan global karena adanya peningkatan yang signifikan di Kongo dan beberapa negara di Afrika dan berpotensi menyebar ke negara lain. Pada tahun2022-2024 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan data konfirmasi mpox terbaru dimana terdapat 88 kasus konfirmasi mpox diantaranya 74 kasus hingga 2023 dan 14 kasus di 2024.

Sebagai upaya pengendalian dan penanganan penyakit ini Kemenkes sudah menyiapkan terapi simtomatis tergantung derajat keparahan kasus. Pasien dengan gejala ringan dapat melakukan isolasi mandiri di rumah sedangkan pasien dengan gejala berat harus di rawat di rumah sakit. Pasien yang mengisolasi diri harus menjaga kesehatan mental dengan melakukan hal yang menyenangkan atau hal yang mereka sukai agar tidak stress. Pasien juga harus menghindari menggaruk kulit mereka dan merawat ruam dengan tangan yang bersih entah itu sebelum atau sesudah menyentuh lesi dan menjaga kulit tetap kering dan terbuka.

Hingga saat ini belum ada pengobatan khusus namun pemberian vaksin mpox dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran virus didalam tubuh dimana vaksin ini harus diberikan dalam waktu 4 hari setelah kontak. Sementara itu, vaksin ini juga sangat diperlukan terlebih bagi orang yang beresiko tinggi terdampak seperti tenaga kesehatan.

Oleh karena itu, ada beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan mpox antara lain menjauhi orang-orang yang sedang terinfeksi, tidak berbagi alat makan atau menggunakan barang yang sama dengan orang yang terinfeksi mpox dan rajin mencuci tangan dengan air dan sabun atau pembersih tangan berbahan dasar alkohol. Monkeypox adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus monkeypox, dengan penularan dari hewan ke manusia dan antar manusia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline