Lihat ke Halaman Asli

Giovanny Emanuella Siahaan14

Mahasiswa Kesehatan Masyarakat

Dari Edukasi ke Aksi dalam Strategi Pemberdayaan Masyarakat Menghadapi Demam Berdarah

Diperbarui: 17 September 2024   07:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

GIOVANNY EMANUELLA SIAHAAN / 191241074

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Demam berdarah atau DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dimana virus ini dapat ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang terlebih dahulu telah terinfeksi virus Dengue. Penyakit ini banyak ditemukan di daerah yang memiliki iklim tropis termasuk Indonesia bahkan tingkat penyebarannya di Indonesia termasuk yang tertinggi di antara negara-negara asia tenggara. Di Indonesia, menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2023, terdapat sekitar 114.720 kasus DBD dengan 894 kematian.

Demam berdarah lebih banyak terjadi saat mulai memasuki musim hujan dimana saat musim tersebut nyamuk Aedes aegypti banyak berkembang biak. Nyamuk ini biasanya aktif dan menggigit pada pagi dan sore hari. Nyamuk-nyamuk tersebut tidak suka mendiami genangan air yang kotor seperti kubangan justru mereka lebih suka mendiami tempat yang bersih seperti bak mandi yang memiliki genangan air yang tenang dan bersih.

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko seseorang terkena penyakit demam berdarah antara lain tinggal atau berpergian ke daerah tropis, memiliki riwayat terkena demam berdarah sebelumnya serta anak anak atau lansia yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah. Tak hanya itu, anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun juga memiliki resiko yang lebih tinggi untuk terjangkit demam berdarah.

Gejala demam berdarah atau DBD ditandai dengan demam tinggi hingga 39 derajat celcius yang berlangsung selama 2-7 hari kemudian akan diikuti dengan tanda dan gejala seperti lemas, sakit kepala, nyeri di belakang mata, tulang dan otot, hilang nafsu makan, ruam kemerahan, mual, muntah, gusi berdarah, mimisan, muntah darah. Setelah mengalami gejala tersebut maka seseorang tersebut akan memasuki masa kritis selama 2-3 hari dimana demam akan turun dan suhu tubuh menurun terasa dingin terasa seperti sudah pulih dan sehat. Namun, pada fase ini trombosit justru sedang turun drastis dan terjadi kebocoran pada pembuluh darah yang mengakibatkan seseorang tersebut mengalami resiko terjadinya perdarahan dan Dengue Shock Syndrome (DSS) karena pembuluh darah kehilangan banyak cairan jika mengalami fase ini maka seseorang tersebut harus berwaspada karena fase ini beresiko mengancam nyawa.

Melihat tingginya kasus demam berdarah atau DBD yang terjadi di Indonesia serta ancaman resiko yang tinggi maka diperlukan respon aktif dan aksi nyata kepada masyarakat sebagai partisipasi yang dibutuhkan dalam keberlangsungan upaya pengendalian penyakit demam berdarah atau DBD. Hal ini dapat dimulai dengan melakukan edukasi sebagai pembekalan kepada masyarakat mengenai penyakit demam berdarah atau DBD, faktor yang meningkatkan resiko terjangkit DBD serta gejala yang terjadi saat terjangkit DBD. Kemudian setelah memberikan edukasi kita dapat melaksanakan beberapa aksi nyata yang efektif yaitu dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PNS) seperti dengan cara "3M Plus" dimana M yang dimaksud yaitu menguras, menutup dan mengubur sedangkan Plus yaitu larvasida dengan memberikan temephos berupa abate, pemakaian obat semprot dan obat repellent, mengganti air secara rutin agar tidak ada genangan air yang nantinya menjadi sarang nyamuk, membersihkan saluran air dengan memastikan tidak adanya sampah atau lumpur yang menyumbat aliran air serta memasang kawat kasa pada jendela atau ventilasi rumah.

KATA KUNCI: DBD, Nyamuk

DAFTAR PUSTAKA:

Elia, Nareza. 2024. Demam Berdarah. https://www.alodokter.com/demam berdarah [ online ]. (diakses tanggal 10 September 2024).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline