Peluncuran roket Space Launch System (SLS) yang membawa wahana antariksa Orion, dalam misi Artemis 1, kembali ditunda. Artemis 1 adalah sebuah misi nirawak yang mengorbit bulan.
Artemis 1 akan berlangsung selama enam pekan untuk menguji seluruh bagian roket dan wahana antariksa yang nantinya akan digunakan dalam misi-misi Artemis lainnya.
Setelah misi Artemis 1, Artemis 2 akan melakukan misi berawak mengorbit bulan, dan harapannya, Artemis 3 bisa melakukan pendaratan di bulan pada 2025, yang menjadi pendaratan pertama manusia di bulan setelah misi Apollo terakhir yang terjadi lebih dari 50 tahun yang lalu.
Setelah ditunda peluncuruannya pada Selasa (30/8), NASA kembali tunda peluncuran roket Artemis 1. Dilansir dari CNBC, pada Selasa (30/8) lalu, peluncuran ditunda karena NASA tidak berhasil menyelesaikan masalah pendinginan pada salah satu dari empat mesin utamanya. Salah satu dari empat mesin megaroket tersebut tidak dapat mencapai suhu yang diperlukan untuk memulai lepas landas. Hal ini terdeteksi di bawah dua jam sebelum sebelum hitung mundur peluncuran.
Setelah dijadwalkan ulang peluncurannya menjadi Sabtu (3/9) pukul 14:17 ET, atau Minggu (4/9) pukul 1:17 WIB, NASA kembali menunda peluncuran roket 'terkuat NASA' tersebut. Peluncuran kali ini ditunda karena NASA menemukan ada kebocoran bahan bakar berupa hidrogen cair di dekat bagian dasar roket tersebut.
NASA masih belum memberi kepastian terhadap usaha peluncuran berikutnya, karena ternyata masalah yang dihadapi kali ini lebih rumit dan butuh beberapa hari untuk menyelesaikannya. NASA mengatakan usaha peluncuran selanjutnya ditunda setidaknya hingga akhir September.
Pada akhirnya, penundaan-penundaan yang terjadi tidak bisa disalahkan, karena hal ini dilakukan demi keberhasilan misi ini sendiri. NASA tidak ingin mengambil resiko dengan roket monster senilai 4,1 miliar USD ini.
"Kami tidak akan meluncurkan roket ini sebelum benar-benar siap, karena roket ini adalah mesin yang benar-benar rumit, sistem yang benar-benar rumit, dan semua hal tersebut harus berhasil," ucap administrator NASA, Bill Nelson, dikutip dari CNBC.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H