Serikat Jesus atau seringkali disebut Jesuit adalah ordo dalam Gereja Katolik Roma yang didirikan oleh Ignatius Loyola pada tahun 1534. Kehadiran Jesuit di Indonesia diawali pada abad ke-16 dengan kedatangan Fransiskus Xaverius di Kepulauan Maluku. Singkatnya, pada 1859, dua Jesuit pertama, Pater Martinus van den Elzen dan Joannes Baptista Palinkx memulai karya misioner di Hindia Belanda.
Selama berabad-abad, Jesuit telah berperan besar bagi Indonesia, khususnya pendidikan. Jesuit terlibat dalam dunia pendidikan dengan mendirikan sekolah-sekolah dan universitas, serta membantu berbagai Keuskupan dalam bidang tersebut. Jesuit menerapkan Pedagogi Ignatian yang berfokus pada empat prinsip utama, yaitu kompetensi, hati nurani, empati, dan komitmen. Pedagogi inilah yang menjadi fondasi dalam pengembangan individu. Tidak hanya menjadi seorang yang berkompeten, tetapi mampu berempati dan melayani sesama. Melalui pengajaran mereka, Jesuit berkomitmen untuk menghasilkan generasi muda yang tidak hanya ahli dalam hal duniawi, tetapi juga beriman kuat dan berkarakter mulia. Mendidik individu menjadi pemimpin masa depan yang mencintai Tuhan dan sesama.
Tidak hanya itu, Jesuit juga berperan dalam pelayanan sosial dan kemanusiaan. Jesuit terlibat dalam pelayanan sosial melalui Jesuit Refugess Service (JRS). JRS berfokus pada advokasi kebijakan, perlindungan, dan bantuan psikososial untuk pengungsi di Indonesia. Salah satu contoh yang hangat diperbincangkan adalah masyarakat Rohingnya. JRS turut ikut memberikan bantuan kepada pengungsi Rohingnya yang berada di kamp-kamp pengungsian. JRS berperan dengan menyediakan kebutuhan dasar, perlindungan, dan dukungan psikososial di kamp-kamp pengungsian.
Jesuit juga berperan dalam membangun identitas keagamaan di Indonesia melalui pendekatan yang iklusif dan kolaboratif. Jesuit mengembangkan silaturahmi dengan mendorong dialog antaragama, bekerja sama dengan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Jesuit berperan menjadi jembatan sosial yang mengatasi stigma dan prasangka antaragama. Dengan menekankan persatuan dan menekankan pentingnya toleransi, Jesuit menginspirasi generasi muda untuk mencintai tanah air dan menghargai keragaman.
Dengan semboyan Ad Maiorem Dei Gloriam yang berarti demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar, Jesuit bertekad untuk terus melayani masyarakat dengan totalitas. Dengan semangat dan berbagai formasi spiritualitas, Jesuit berusaha untuk membangun dunia yang lebih adil, penuh kasih dengan ajaran iman Katolik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H