Lihat ke Halaman Asli

Ginna Megawati

Dosen Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Unpad

Sejauh Mana Stunting Mengusik Anak-Anak Kita?

Diperbarui: 15 Agustus 2023   17:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi memeriksa kesehatan anak agar tak mengalami stunting. Sumber: Shutterstock via kompas.com

Stunting ternyata bukan hanya masalah tinggi badan yang berada jauh di bawah rata-rata, tetapi juga dikaitkan dengan berbagai konsekuensi jangka pendek maupun jangka panjang terhadap kesehatan dan perkembangan anak.

Konsekuensi jangka pendek meliputi kekurangan zat gizi, kelemahan fisik,  penurunan kemampuan kognitif dan mental-emosional. Sedangkan konsekuensi jangka panjang adalah peningkatan kemungkinan terkena penyakit kronis saat dewasa, misalnya penyakit obesitas, diabetes, penyakit kardiovaskular dan masalah fungsi reproduksi pada remaja putri. Mengapa hal tersebut bisa terjadi ?

Stunting dan Penyakit Kronis

Kebutuhan gizi pada remaja meningkat karena harus memenuhi proses percepatan pertumbuhan fisik yang pesat dan didorong juga oleh adanya kondisi pubertas. Pada remaja stunting kebutuhan gizi tersebut bahkan lebih tinggi lagi karena harus mengejar pertumbuhan yang tertinggal.  

Upaya untuk memangkas defisit pertumbuhan itu memang harus dilakukan oleh tubuh, namun demikian terkadang yang terjadi adalah peningkatan massa lemak yang tidak diharapkan. Selama masa pertumbuhan, akan terjadi peningkatan massa lemak dan massa bebas lemak. 

Meskipun beberapa penelitian tentang komposisi tubuh menunjukkan hasil yang berbeda, kita perlu mewaspadai adanya fenomena massa lemak yang lebih tinggi pada remaja stunting jika dibandingkan dengan remaja berperawakan normal. Secara ringkas kita dapat mengatakan bahwa penumpukan lemak tersebut adalah pintu masuk utama bagi penyakit-penyakit kronis yang dimaksud.

Remaja stunting juga memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah dan rentan terhadap infeksi dan penyakit dibandingkan remaja tidak stunting.  Kejadian penyakit infeksi seperti diare dan pneumonia lebih tinggi pada kelompok remaja stunting dibandingkan dengan remaja yang memiliki tinggi badan normal.

Stunting memberi pengaruh negatif pada pertumbuhan dan perkembangan organ tubuh, termasuk organ yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh, seperti limpa dan sumsum tulang. 

Remaja stunting sebagian besar juga mengalami malnutrisi akibat defisiensi protein, vitamin dan mineral seperti zinc, zat besi dan vitamin A. Gangguan pertumbuhan organ dan malnutrisi itu pada akhirnya mengakibatkan  sistem kekebalan tubuh terganggu.

Gangguan Fungsi Reproduksi Akibat Stunting

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline