Gea maulida adalah anak didikku, dia sangat manis, santun, jujur dan manja. Apalagi kepada saya gurunya, gea ini adalah anak yang mengalami penyakit slow learner tapi gea ini sangat semangat untuk masuk sekolah, saat nya dia rajin hari-hari dilalui dengan masuk sekolah tapi saat datang malasnya dia selalu izin kepada gurunya untuk pulang kerumah tidak mau belajar lagi itulah kejujuran yang saya nilai dari gea maulida. Tapi dari segi manja ke gurunya dia selalu mendekati gurunya sambil tertawa dan senyum sambil berkata "saya tidak bisa buguru" saya tidak bisa pelajaran yang ini buguru, terutama di pengisian jawaban tapi kalo untuk menirukan apa yang disuru menulis dia sangat bisa itulah yang membut saya sebagai gurunya merasa kasian dan sayang kepadanya karena semangat nya untuk mau bisa sangat luar biasa.
Percakapan tentang gea dan buguru dari awal dia masuk sekolah sampai pulang
Buguru : gea maulida sekarang buguru absen
Buguru : anak-anak masuk sekolah semuanya?
Gea : saya masuk buguru
Buguru : gea sudah mengerjakan pr nya?
Gea : sudah buguru
Buguru : siapa yang membantu mengerjakan tugas pr nya dirumah?
Gea : kakak gilang buguru, tapi kakak gilang suka marah-marah buguru.kakak gilang mengajari pr yang akan dikumpulkan besok, buguru sampai nangis gea diajarin kakak gilang.
Buguru : disanalah kasih sayangku timbul karena kejujurannya ada apapun masalahnya dia selalu cerita kepada bugurunya. Terkadang hati saya sebagi guru miris mendengar cerita gea tentang keluarganya.
Buguru : gea bercerita tentang perceraian orang tuanya kepada gurunya, dan dia menceritakan ibunya yang pergi lari kerja menjadi tkw di singapura, dia hanya tinggal Bersama neneknya dan kakaknya, sementara bapaknya entah kemana, jadi dia hidup tentang kasih sayang orang tua nya. Itulah yang membuat saya sedih bila dia mendekati saya dan bercerita.
Gea : buguru saya sudah dikirimkan uang sama mama untuk membeli hp dan kakak gilang diberikan motor
Buguru : inilah sisi kejujran gea Bersama gurunya. Dia selalu terbuka sama gurunya. Semoga gea selalu sehat dan diberikan kekuatan untuk sekolah dan belajar dan hidup Bersama neneknya.
Akhirnya kemarin pada tanggal 25 november semua guru di Indonesia merayakan hari ulang tahun guru. Kami disekolah termasuk gea merayakan dengan penuh suka cita dengan anak-anak yang lain, tiba-tiba gea datang menghampiri saya dan memberikan saya sebuah kado ulang tahun buat buguru santi, dia memaksa saya untuk membuka kado itu agar gurunya senang, dan akhirnya saya membuka kado tersebut dengan perasaan yang sedih biar gea seneng dan bangga. Akhirnya saya membuka kado ternyata isinya sepasang baju dan rok beserta jilbabnya. Saya sebagai gurunya menangis ter isak-isak sambil memeluk gea, saya tidak menyangka gea akan memeberikan kado seperti ini dan akhirnya gea juga ikut menangis sambil mengucapkan selamat hari guru buguru. Akhirnya saya mengucapkan terima kasih banyak gea atas kadonya dan tak lupa saya mengucapkan salam hormat kepada neneknya dan mama nya di singapura sana.
Terkadang di sekolah banyak anak-anak yang jail kepadanya, terkadang dia di olok-olok karena kurang dari segi bicaranya dan selalu mengeluarkan air liur karena itulah penyakit bawaan yang dari lahir. Dan ujung-ujung nya gea selalu menghampiri gurunya untuk meminta perlindungan agar tidak di bully lagi.
Mengenai pembelajaran gea disekolah perlu bimbingan yang akurat karena dia mengalami penyakit slow learner dan harus selalu didampingi oleh gurunya agar dia bisa mengerjakan tugas yang diberikan, dengan penuh kesebaran saya sebagai guru mengajarinya. Setiap gurunya memberikan dia tugas tentang angka dan huruf selalu dia mengeluh dan berkata " saya tidak bisa buguru " dimana rasa kemanusiaan sebagai guru dan sekaligus mengajari dia, karena dengan berbagai macam metode ajar yang gurunya ajarkan selalu bilang " tidak bisa buguru ". Akhirnya dengan cara gurunya harus menuliskan setiap hari dibukunya akhirnya pelan tapi pasti gea bisa menirukan dengan apa yang gurunya tulis dibukunya. Itulah suka dukanya anak yang gurunya ajari tentang keterlambatan memahami pelajaran.
Upaya saya sebagai guru terkadang saya panggil ke depan untuk sekedar bercanda-canda atau berbicara untuk menguatkan mentalnya. Akhirnya dengan cara pendekatan saya ini dia lebih berani dan mengaja gurunya bermain. Itulah cara gurunya mendidiknya karena anak yang lamban belajar ini perlu pendekatan yang hakiki agar dia lebih bisa menerima pelajaran itu sendiri, dan gurunya setiap hari selalu memberikan dia pr agar dia punya rasa tanggung jawab dengan pelajaran itu. Dengan kesetiaan gurunya memeberikan dia pr setiap hari akhirnya sedikit demi sedikit dia bisa mengikuti tulisan gurunya dan bisa sedikit memahami.
Di ujung cerita dari gea maulida ini saya berjanji akan mendampingi dia dengan segenap jiwa raga saya, karena dari segi Pendidikan dia sangat lamban belajarnya sementara dari segi keluarganya dia kehilang figur seorang ayah dan seorang ibu, itulah yang membuat saya ingin mendidik dia sampai dia bisa mengikuti pelajaran sekolah sama dengan murid-murid lainnya. Semoga tuhan mendengar doa saya karena saya ingin gea menjadi anak yang pandai, jujur, bertanggung jawab Bersama keluarganya. Dan semoga gea bisa berkumpul lagi Bersama keluarganya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H