What: Model Etika Komunikasi Jurgen Habermas
Seorang filsuf dan sosiologi dari Jerman yaitu Jurgen Habermas, dikenal melalui tradisi pemikiran Mazhab Frankfurt yang menghasilkan teori kritis yang berfokus pada kritik budaya, politik, dan sosial untuk membantu masyarakat terbebas dari penindasan. Salah satu kontribusi terbesarnya adalah teori tindakan komunikatif yang dikembangkan dalam bukunya The Theory of Communicative Action. Teori tindakan komunikatif bertujuan mencapai kesepahaman bersama (mutual understanding) melalui dialog yang rasional, terbuka, dan jujur. Menurutnya dalam teori ini, komunikasi ideal terjadi dalam suasana semua masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi, tanpa ada manipulasi atau dominasi. Dengan begitu, komunikasi semacam ini memungkinkan tercapainya kesepakatan yang adil, terutama dalam konteks demokrasi deliberatif.
Selain itu, Habermas juga membahas hubungan manusia dalam bukunya "Knowledge and Human Interests" (1968). Di dalamnya, ia menguraikan tentang paradoks jenis hubungan manusia, hal tersebut menekankan bahwa interaksi manusia tidak hanya terbatas pada satu dimensi saja, melainkan mencakup berbagai tingkatan hubungan dengan alam, masyarakat, maupun diri sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan manusia selalu terkait dengan kepentingan tertentu mencakup kepentingan teknis (pengetahuan empirik-analitis), praktis (pengetahuan historis-hermeneutis), maupun emansipatoris (pengetahuan kritis).
- Kepentingan Teknis (Technical Interest), berhubungan dengan pengetahuan empirik-analitis yang digunakan untuk mengendalikan dan memanipulasi alam.
- Kepentingan Praktis (Practical Interest) -- berhubungan dengan pengetahuan historis-hermeneutis, yaitu pemahaman terhadap interaksi sosial dan budaya. Manusia, sebagai makhluk sosial, memiliki kepentingan untuk memahami satu sama lain dan menciptakan dunia sosial yang koheren.
- Kepentingan Emansipatoris (Emancipatory Interest) -- pengetahuan yang mendasari teori kritis dengan tujuan untuk membebaskan manusia dari suatu hal menindas atau negatif. Pengetahuan kritis ini berusaha untuk menantang ideologi dan kekuasaan yang mengekang manusia, dengan tujuan mencapai emansipasi sosial.
Kepentingan pengetahuan tersebut dihubungkan dengan tiga jenis hubungan manusia dan dimensi-dimensi kehidupan yang berbeda:
- Ilmu Alam; Hubungan Subjek-Objek (Natural Science)
Yaitu jenis hubungan yang terjadi antara manusia (subjek) dan dunia alam (objek). Dalam konteks ini diilustrasikan, manusia memiliki pengetahuan empiris yang digunakan untuk mengendalikan alam melalui eksperimen ilmiah dan teknologi yang didorong oleh kepentingan teknis untuk memanfaatkan dan memanipulasi dunia fisik sebagai pemenuhan kebutuhan praktis.
Contoh: Seorang petani menggunakan mesin dan teknologi irigasi modern untuk meningkatkan hasil panen. Kegiatan yang dilakukan petani tersebut merupakan bentuk interaksi dengan alam (tanah, air, tanaman) sebagai objek yang harus dikendalikan melalui pengetahuan ilmiah dan teknologi. Dan mesin-mesin tersebut merupakan hasil dari kepentingan teknis untuk memaksimalkan produksi pertanian.
- Dunia Sosial; Hubungan Subjek-Subjek (Social World)
Dimensi yang memiliki unsur relevan dengan teori tindakan komunikatif Habermas, yang memfokuskan rasionalitas komunikatif digunakan untuk mencapai kesepahaman. Hubungan ini merupakan interaksi antara individu dalam dunia sosial, yang menunjukkan bahwa manusia berusaha untuk memahami orang lain dan berinteraksi secara sosial melalui komunikasi.
Contohnya, Dalam diskusi kelompok, para mahasiswa berinteraksi melalui dialog terbuka untuk saling memahami pandangan dan pendapat untuk mencapai kesepahaman bersama (mutual understanding) tentang topik yang dibahas. Dalam hal ini, kegiatan yang dilakukan tersebut dianggap sebagai subjek yang setara dan menggunakan rasionalitas komunikatif untuk memahami satu sama lain.
- Dunia Subjek Pemikiran; Hubungan Subjek-Diri Sendiri (Subjective World)
Jenis hubungan yang menggambarkan cara manusia berhubungan dengan dirinya sendiri. Hubungan ini mencerminkan kepentingan emansipatoris, seorang individu berusaha untuk membebaskan diri dari batasan-batasan internal, seperti kesalahpahaman atau hal yang terjadi diluar kendalinya atau merugikan melalui refleksi dan kritik terhadap kondisi sosial yang ada. Ilmu pengetahuan kritis berperan membantu individu dan masyarakat untuk memahami kondisi sosial yang menindas dan memungkinkan emansipasi dari struktur kekuasaan yang merugikan.
Contohnya, seseorang yang merenungkan kebiasaan buruknya, seperti terlalu sering menunda pekerjaan (prokrastinasi) dan menyadari dampak negatif dari kebiasaan tersebut menimbulkan stres atau ketidakpuasan pribadi. Dari hasil refleksi tersebut, ia memutuskam untuk berubah dan mengatur waktu dengan lebih baik. Hal membantu individu membebaskan diri dari kebiasaan yang merugikan dan meningkatkan kualitas hidupnya. Kegiatan ini menunjukkan kepentingan emansipatoris digunakan untuk mengatasi batasan diri sendiri dan mencapai perkembangan pribadi.
Tindakan Komunikasi Menurut Jurgen Habermas
Tindakan komunikasi, menurut Jurgen Habermas, diharapkan dapat mencapai "mutual understanding" (kesepahaman bersama) untuk mengkoordinasikan tindakan kedua belah pihak. Dalam konteks ini, tindakan komunikasi tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk bertukar informasi yang melibatkan pengertian literal, tetapi juga pengertian kontekstual dan emosional terhadap argumen dan perasaan orang lain untuk membangun kesepakatan yang mendalam antara berbagai pihak. Habermas berpendapat bahwa paradigma kerja tidak relevan dalam konteks tindakan komunikasi, karena sering kali tindakan tersebut didorong oleh kepentingan pribadi dan efisiensi ekonomi yang menunjukkan pihak lain tidak merasa terlibat atau memiliki suara. Sebagai solusinya, Habermas mengusulkan paradigma komunikasi, di mana keputusan diambil melalui dialog dan konsensus, menciptakan ruang bagi partisipasi aktif dari semua yang terlibat. Dari tindakan tersebut Jurgen Habermas mengklasifikasikannya kedalam beberapa tipe komunikasi, yaitu:
- Tindakan Teologis, yaitu tindakan yang berfokus pada pencapaian tujuan tertentu. Dalam tindakan ini, individu berusaha untuk mencapai hasil yang diinginkan dengan cara yang efisien. seperti seseorang yang haus kemudian minum, atau seorang karyawan bertindak karena perintah untuk mengikuti instruksi atasan.
- Tindakan Normatif, tindakan ini berfokus pada berperilaku sesuai dengan norma sosial dan etika yang diharapkan. Seperti seorang mahasiswa yang menyelesaikan tugas atas perintah dosen. Mahasiswa, memahami bahwa sebagai siswa mereka memiliki kewajiban untuk mengikuti instruksi dosen, dan mulai mengerjakan tugas tersebut. Kegiatan tersebut, cerimanan pemenuhan harapan akademik dan norma yang berlaku di lingkungan pendidikan.
- Dramaturgik, yaitu tindakan berupa pencitraan, untuk menampilkan diri dengan cara tertentu untuk membentuk persepsi orang lain. Seperti zaman saat ini, meminjam uang (pinjaman online) kesana-kesini demi mencukupi gaya hidup yang mewah agar terlihat kaya, tetapi disisi lain dia kebingungan untuk melunasi hutang dan bunga dari pinjaman tersebut.
- Komunikatif, yaitu tindakan yang bertujuan untuk mencapai kesepahaman. Dalam tindakan ini, semua pihak berusaha untuk saling memahami untuk mencapai konsensus.
Tindakan dari komunikasi pun harus memiliki dasar rasionalitas untuk bisa dikatakan logis, terukur, dan berdasarkan pertimbangan yang baik. Habermas berpendapat bahwa rasionalitas tidak hanya dimiliki oleh pengetahuan tertentu, tetapi dengan rasionalitas individu dapat berbicara dan bertindak memperoleh dan menggunakan pengetahuan. Jrgen Habermas mengidentifikasi tiga jenis rasionalitas dalam konteks komunikasi, yaitu:
- Rasionalitas Instrumen, dapat dikatakan rasional pada konsep ini, karena berkaitan dengan penggunaan cara yang efektivitas dalam mencapai sasaran.
- Rasionalitas Strategis, yaitu perencanaan dan pelaksanaan tindakan sudah mempertimbangkan berbagai situasi
- Rasionalitas Komunikasi, disebut rasional karena komunikasi tersebut berfokus pada pencapaian kesepahaman Bersama untuk menciptakan komunikasi yang inklusif.
Selain itu, dapat dikatakan rasionalitas suatu komunikasi harus dapat membedakan bidang ilmu pengetahuan, seperti sains, teknologi, seni, dan hukum. Yang berarti juga bahwa komunikasi, tidak mengabaikan dunia, tetapi mampu mengskui realitas dengan menggunakan kalkulasi rasional yang masuk akal untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini berlaku dalam berbagai institusi, termasuk birokrasi, yang menuntut kompetensi dan kualifikasi yang baik.
Komunikasi: Jenis Hubungan Manusia
Habermas membedakan antara tindakan komunikatif dan tindakan strategis, dalam bukunya The Theory of Communicative Action:
- Tindakan Komunikatif: Berfokus pada pencapaian kesepahaman di antara para peserta komunikasi. Tujuannya adalah untuk menemukan kebenaran bersama dan mencapai konsensus tanpa ada unsur dominasi. Komunikasi jenis ini didasarkan pada kejujuran, keadilan, dan rasionalitas.
- Sedangkan, Tindakan Strategis: Berorientasi pada keberhasilan tujuan individu atau kelompok tertentu, sering kali menggunakan bujukan, tekanan, atau manipulasi. Dalam tindakan ini, fokusnya adalah hasil, bukan proses mencapai kesepakatan
Yang memiliki pra-syarat komunikasi, sepeti:
- Memiliki bahasa yang sama, konsisten mematuhi aturan logis, dan sistematis
- Memiliki tujuan konsensus yang sifatnya tidak memihak, otonom tulus, bertanggungjawab, dan setara/sejajar.
- Harus ada aturan umum yang wajib dipatuhi, tanpa tekanan dan diskriminasi.