Kamis (12/9). Belum lama membantu menulis sebuah artikel tentang Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang isinya meyakinkan bahwa BTP itu aman karena memiliki nilai ADI, keyakinanku dibuat ragu oleh kuliah Evaluasi Biologis Komponen Pangan dari Prof. Fransisca Zakaria pagi tadi. Seperti saat pertemuan pertama beliau menyatakan bahwa mata kuliah ini akan menjelaskan dampak negatif dari teknologi pangan, begitu pula dengan kuliah tadi pagi. Beliau menjelaskan fate atau nasib dari komponen pangan yang masuk ke dalam tubuh. Diantara berbagai jenis komponen dalam bahan pangan ada yang namanya xenobiotik atau zat asing yang tidak dibutuhkan dan tidak punya tempat dalam tubuh kita ini. Sehingga bila zat yang termasuk xenobiotik ini masuk ke sistem pencernaan, tubuh kita akan berusaha mati-matian mengeluarkannya melalui sistem yang bernama detoksifikasi. Pernah dengar kan detox?
Bagaimana dengan metabolismenya ketika masuk ke dalam tubuh? Senyawa xenobiotik akan mengikuti metabolisme senyawa toxin endogenous (toxin yang dihasilkan dari reaksi di dalam tubuh seperti formaldehid, urea, hormon) melalui sistem enzim lalu dikeluarkan bersama urine. Namun metabolisme xenobiotik ini tidak spesifik (tidak jelas), karena memang tidak ada sistem metabolisme untuknya di dalam tubuh sehingga enzim bisa bingung dan dapat terjadi kesalahan detox. Kesalahan metabolisme ini pada akhirnya dapat menghasilkan senyawa radikal yang suka sekali menyerang DNA dan protein. Kalau hal ini terjadi terus menerus dapat menyebabkan penyakit degeneratif seperti diabetes, arterosklerosis, atau kanker.
Daritadi ngomongin xenobiotik sebenarnya zat macam apa sih xenobiotik itu? Seperti telah disebutkan tadi bahwa dia itu benda asing yang seharusnya tidak masuk ke dalam tubuh. Xenobiotik ini akan banyak berada di pangan olahan karena telah melewati berbagai proses pengolahan yang umumnya menggunakan bahan tertentu (BTP) untuk meningkatkan kualitas rasa, mempercantik penampilan, dan menjadikannya lebih awet. Karena memang itulah tujuan pengolahan. Jadi, BTP itu termasuk senyawa xenobiotik kecuali bila yang ditambahkan adalah enzim. Tapi jangan salah, pangan yang bukan olahan atau whole food juga dapat saja mengandung xenobiotik yang berasal dari pestisida, atau polusi saat transportasi.
BTP adalah senyawa xenobiotik. Meski penggunaannya telah diizinkan dan dinyatakan aman, bukan berarti kita harus mengonsumsinya. Mau makan boleh, jika tidak mungkin akan lebih baik. Tujuan pengolahan adalah memenuhi kebutuhan konsumen akan satu kata ‘praktis’. Tidak dapat dipungkiri bahwa pola makan yang sehat adalah konsumsi makanan nabati, yang alami, serta utuh. Jadi sekarang pilihan ada di tangan kita :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H