Pasar Rau adalah sebuah pasar Induk, akan tetapi kondisinya kini sangat memprihatinkan. Perawatan yang minim membuat pasar ini seolah tempat pembuangan sampah, bau yang tidak sedap selalu muncul setiap kita mendekati area pasar ini. Kurangnya perhatian pemerintah serta sikap masarakat yang membuang sampah sembarangan. Membuat pasar ini semakin tidak terurus.
Pasar Rau sendiri merupakan pasar induk yang terletak di daerah serang, salah satu pasar yang paling ramai, yang setiap hari dikunjungi orang dari berbagai penjuru serang. Pasar Rau telah mengalami renovasi, sehingga terkesan lebih luas, lebih banyak pedagang dengan bermacam-macam produk yang digolongkan dalam beberapa blok diantaranya pedagang pakaian, pedagang emas, pedagang ikan dan sayur, juga salon dan bilyard.
Pasar Rau masih masuk dalam kategori pasar tradisional, area parkir yang ruwet, jalanan yang becek terutama di blok sayur dan ikan terasa kurang nyaman apalagi bagi orang yang terbiasa berbelanja di supermarket dan sebagainya. Akibatnya kondisi ini membuat para pembeli merasa tidak betah dab memilih tempat belanja yang lain, 3 pengunjung yang berhasil saya wawancarai mengatakan tidak nyaman bila berlama lama berada di pasar rau, dengan berbagai alasan.Tapi bagaimanapun juga pasar ini merupakan alternatif bahkan tujuan utama masyrakat Serang dalam berbelanja kebutuhan pokoknya.
Peran pemerintah sangat krusial dalam hal ini, karena pemerintah harus berfikir bagaimana membuat pasar ini terasa nyaman seperti saat pertama kali pasar ini dibuat, sanksi yang tegas pun harus diterapkan bagi pengunjung atau pedagang yang mebuang sampah sembarangan. Agar pasar yang bersih dan nyaman bukan hanya sekedar impian.karena bukan tidak mungkn bila pola komunikasi yang diterapkan baik, maka hasilnyapun akan baik. Disamping memberikan pemahaman kepada warga untuk menjaga lingkungan pemerintah berikut SKPD pun harus meberikan contoh yang baik, agar rencana yang telah dibuat bisa terlaksana dan sukses.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H