Lihat ke Halaman Asli

Gina Haradian

Mahasiswa

Rendahnya Pendidikan di Indonesia

Diperbarui: 31 Juli 2021   11:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

RENDAHNYA PENDIDIKAN DI INDONESIA

Di era zaman sekarang ini masalah kehidupan baik ekonomi, sosial,budaya. Terutama pendidikan sangatlah berpengaruh sekali karena masa ini tidak hanya di Indonesia, bahkan di seluruh dunia pun berdampak sangatlah menurun. Khususnya masalah pendidikan di negara kita ini masih sangat kurang atau minimnya tanggapan masyarakat pentingnya arti pendidikan terutama di daerah pelosok atau daerah yang sangat jauh jangkauan dari kota.

Pendidikan di Indonesia sangatlah rendah dikutip dari koranbogor.com menurut survey kemampuan belajar yang dirilis oleh Programme For International Student Assesment ( PISA ), Indonesia berada di peringkat ke 72 dari 77 negara yang di survey. Dapat kita simpulkan bahwa Indonesia berada di 10 daftar terbawah. Adapun faktor-faktor yang menjadikan rendahnya pendidikan di Indonesia antara lain, kurangnya ketersediaan dana pendidikan, rendahnya kualitas tenaga pendidik, tidak tersedia fasilitas yang memadai dan faktor-faktor lainnya. Solusi yang bisa dilakukan saat ini untuk permasalahan pendidikan bisa dilakukan salah satunya dengan meningkatkan tenaga pendidik, meningkatkan SDM, meningkatkan anggaran pendidikan dan lain sebagainya.

Adapun contoh dari permasalahan diatas di beberapa pelosok daerah banyak anak-anak yang tidak bisa mendapatkan pendidikan dengan semestinya, karena banyaknya faktor yang tidak memadai. Sebaiknya ada pemerataan tenaga kerja,peningkatan dana pendidikan dan lain sebgainya khusunya di pelosok daerah agar mereka yang tidak bisa sekolah, mendapatkan hak nya untuk menimba ilmu di sekolah. Terkadang kita sering melihat anak-anak yang masih dibawah umur yang bahkan seharusnya mereka belajar di sekolah,malah dijadikan budak oleh orangtuanya untuk bekerja. Mendengar berita seperti itu rasanya ikut prihatin, alangkah baiknya mereka yang jauh dari kota atau daerah pelosok lebih di perhatikan karena sangat disayangkan melihat umur mereka yang masih muda harus bekerja, ini akan memberatkan kepada si anak.

Orang - orang atau masyarakat pedesaan berfikiran bahwa pentingnya pendidikan itu cukup bisa Baca,Tulis, dan Menghitung. Mereka hanya fokus memikirkan bagaiamana cara mendapatakan penghasilan atau mendapatkan uang sebanyak-banyak nya untuk kelangsungan hidup. Mereka tidak memikirkan bahwa pendidikan juga sama pentingnya dengan mendapatkan penghasilan, karena menambah wawasan. Dengan mereka mempunyai wawsan yang luas pasti akan memudahkan untuk mendapatkan penghasilan.

Misalnya, mereka mengolah atau menggarap sawah,kebun,ladang dengan cara tradisi secara turun temurun. Bisa juga dengan memelihara hewan ternak karena bisa di manfaatkan untuk menjadikan penghasilan Padahal dengan pendidikan ada yang namanya sistem atau cara kita bisa mendapatkan ilmu. Sebagai contoh bercocok tanam yang bisa menghasilkan dengan memuaskan. Selain bercocok tanam dan memelihara hewan ternak juga bisa membuat kerajinan tangan yang bisa di jual pasaran. Dengan melalui pendidikan inilah kita bisa melihat dan merasakan hasilnya.

Selain masalah diatas Indonesia pun jadi negara terendah minat baca, hanya 0,001% minat baca di Indonesia sungguh sangat memprihatinkan adakalanya di setiap daerah terdapat perpustakan agar minat baca di Indonesia meningkat atau juga bisa dengan perpustakaan berjalan,memberikan motivasi-motivasi kepada para anak usia dini untuk membaca dan membuat program baca yang bisa menarik perhatian para anak dan berbagai upaya lainnya yang bisa diberikan. Kita bisa menarik kesimpulan betapa penting nya arti pendidikan, baik secara formal atau informal. Saya harap permasalahan ini bisa cepat diatasi dengan bijak dan baik agar penerus bangsa Indonesia bisa maju untuk membanggakan dan mensejahterakan bangsa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline