Lihat ke Halaman Asli

Free Writing: Solusi Virus Writer's Block?

Diperbarui: 23 Januari 2023   22:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(doc.grup WA) 

Kembali lagi ke Kelas Belajar Menulis Gelombang 28. Pada pertemuan ketujuh kali ini membahas tentang Writer's Block bersama Narasumber, Ditta Widya Utami, S.Pd.Gr. dan Moderator, Raliyanti, S.Sos., M.Pd.

Sebelum kelas dimulai, Om Jay selaku Founder KBMN memberikan beberapa kalimat penambah semangat berikut ini. 

"Di dalam kesulitan itu pasti ada kemudahan. Namun sebaliknya di dalam kemudahan itu justru ada kesulitan. Kita sendiri yang menciptakan kesulitan demi kesulitan sehingga hidup menjadi terasa sulit." (Om Jay) 

"Banyak membaca akan membuat anda keliling dunia. Banyak ilmu dan pengetahuan anda dapatkan. Banyak pengalaman orang lain bisa anda tiru dan kemudian anda amalkan dalam kehidupan sehari-hari." (Om Jay) 

Moderator memperkenalkan narasumber dengan memberikan tautan profil beliau https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html?m=1

Sang narasumber pun membagikan pengalaman menulis beliau yang berkaitan dengan tema yaitu Writer's Block. Beliau memiliki akun Kompasiana https://www.kompasiana.com/ditta13718 dan blog pribadi https://dittawidyautami.blogspot.com Silakan kalian kunjungi ya. 

Ada hal menarik yang saya temukan dari postingan beliau di Kompasiana. Di sana ada satu artikel yang saya ketahui yaitu tentang Drama Korea Golden Spoon. Setelah melihatnya saya terinspirasi untuk menulis hal yang sama. Saya juga termasuk penyuka drama korea. Daripada hanya sekedar menonton, lebih baik hasil tontonan itu bisa dijadikan sebuah tulisan. 

"Siapa pun yang ingin menjadi penulis andal, maka harus siap dengan prosesnya." begitu kata Bu Ditta. 

Tidak ada yang instan, tentunya memerlukan waktu yang banyak untuk menjadi penulis hebat seperti Om Jay, Bu Kanjeng, Prof Eko, Pak Dail, Bu Aam, dan lainnya. Narasumber, Bu Ditta sendiri ternyata sudah senang membaca dan menulis (diary) sejak kecil saat di sekolah dasar. Ketika SMP beliau sering mengirim tulisan ke mading sekolah. Beliau juga pernah menulis cerita di buku tulis yang dibaca bergiliran oleh teman-teman. Setelah melalui berbagai hal, akhirnya beliau mengetahui bahwa menulis apapun yang kita rasakan dapat menjadi self healing yang baik. Bahkan beberapa psikolog ada yang menyarankan kepada pasiennya untuk menulis sebagai salah satu cara mengatasi depresi. 

Beliau sempat vakum menulis di awal masuk dunia kerja karena aktivitas mengajar yang padat di boarding school. Hingga akhirnya di awal masa pandemi beliau mengikuti kelas menulis angkatan ke-7. Berawal dari menulis resume, kemudian aktif kembali menulis di blog. Bahkan beliau mendapatkan kesempatan menulis bersama Prof. Eko. Beliau pun menjadi salah satu yang bukunya terbit di penerbit Mayor dari angkatan pertama tantangan Prof. Eko. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline