Lihat ke Halaman Asli

Mental Juara

Diperbarui: 12 Maret 2019   05:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Luar biasa menyaksikan pertandingan live Hendra /Ahsan melawan Ganda Muda Malaysia Aaron Chia/ Soh woy yik yang permainannya cepat, daya tahannya bagus dan berhasil menaklukkan jagoan China Zhang Nan /.Liu dan Ganda kita Ryan/Fajar . Meski dalam hati membayangkan peluang Hendra/Ahsan berat, apalagi Hendra cedera kaki, namun saya membayangkan serunya  pertandingan final beda negara apalagi melawan Malaysia. 

Saya tidak melihat set pertama,cuma dengar istri saya yang bulutangkis mania bilang berat sekali untuk menang dan benar ternyata set pertama skor ketinggalan jauh 11-21. Adzan Isya mengajak saya untuk sholat dulu, kesempatan sembari membisikkan doa semoga Hendra Ahsan bisa menang bagaimanapun caranya. Pulang sholat di mushola lihat skor Indonesia memimpin 11-6 , ah ternyata masih ada asa untuk menjadi juara, semoga Hendra masih bisa menahan cederanya dan Ahsan bisa menutup ruang yang dijaga Hendra. Petuah-petuah teknis serta non teknis disampaikan Coach Herry IP  untuk memastikan Hendra/Ahsan bisa menjaga keunggulan. 

Permainan berlanjut, skor 11-6 berubah menjadi 12-7 , lalu 12-9 , 14-10 , 16-14, pertandingan semakin tegang dengan semakin mendekatnya skor dari pasangan malaysia. Satu smash dari Ahsan tidak bisa dikembalikan lawan dan menambah skor menjadi 17-14,dari luar lapangan Coach Herry IP membantu support dengan kode mengepalkan kedua tangannya seakan-akan memberikan spirit "kalian bisa!!" Ternyata lawan sering mati sendiri sehingga babak kedua skor dikunci di 21-14.  Sampai disini saya masih berfikir mungkin di set kedua ganda malaysia menyimpan tenaga untuk habis-habisan di set ketiga. Ah, apapun hasilnya nanti setidaknya Hendra/Ahsan sudah memberikan yang terbaik apalagi dengan kondisi Hendra yang cedera. 

Babak ketiga berlangsung seru,service panjang Ahsan membuahkan umpan smash, kita unggul 2-0 , namun skor disamakan dari 2-2 , 4-4, dalam kondisi demikian Hendra melakukan dua smash keras sambil teriak dan lompat seakan-akan lupa dengan cedera yang dialaminya, Indonesia kembali unggul 6-4, 9-7 . saat skor ini terjadi smash dari Hendra Ahsan bertubi-tubi namun ganda malaysia bisa menahan dan membalikkan serangan,skor makin merapat menjadi 9-8. Beruntung Hendra/Ahsan terus melakukan determinasi serangan sehingga skor makin menjauh menjadi 11-8. Skor masih memimpin menjadi 15-10 dani akhirnya mengakhiri skor dengan 21-12

Luar biasa, komentator dari luar negeri sampai mengomentari dengan nada agak terbata-bata. Dalam interview Hendra yang ditanya bagaimana mengelola cedera yang dialaminya sementara dia dituntut untuk menang, Hendra menjawab " Saya nggak mau fokus mikirin cedera saya, saya hanya fokus ke pertandingan ini"

Apa pelajaran yang bisa kita ambil dari kemenangan ini. Secara teknisnya pertama adalah kombinasi bagus dari Hendra Ahsan, Hendra banyak didepan agar tidak terlalu banyak bergerak dan sesekali melakukan gerakan tipuan,ataupun memberikan serangan mematikan didepan,Ahsan yang tidak cedera lebih banyak dibelakang, menutup area dan melakukan serangan-serangan mematikan. Kedua menerima masukan dari Coach Herry dimana Coach Herry menyampaikan untuk main tenang dan taktis, lebih banyak bermain rendah, dan kalau menyerang jangan nafsu, saran ini dipraktekkan dengan baik sehingga sering kita lihat lawan pengembaliannya tidak sempurna. Adapun faktor non teknisnya satu adalah doa dari pemain maupun supporter dimanapun berada. Kedua dukungan supporter diluarlapangan yang terus membahana. Ketiga the power of fokus, Ahsan fokus untuk bermain sebaik mungkin, Hendra juga demikian fokus untuk bermain serapih mungkin,sampai melupakan cedera yang dialaminya. Kemenangan selalu ada resepnya selain pelatih yang menganalisa dan memotivasi dengan baik, dukungan supporter dan yang utama adalah mental juara, yang selalu fokus bermain sebaik mungkin untuk meraih kemenangan,bukan fokus terhadap kendala . Semoga ini bisa menjadikan contoh buat sektor yang lain, ganda campuran, ganda putri, tunggal putra, tunggal putri.. usia dan cedera bukan penghalang bagi yang bermental juara. Semoga sektor lain lebih semangat lagi berlatih, kalau perlu menambah ekstra latihan , ekstra semangat, agar kita kembali diperhitungan di kancah bulutangkis internasional . Aamiin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline