Pada hakikatnya kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari kasih sayang seorang insan yakni ibu. Ibu memberikan cinta yang utuh dan penuh kepada anak-anaknya dengan alasan kehidupan anaknya yang ia impikan dapat menggapai kehidupan yang bahagia nantinya.
Dalam era yang semakin dinamis, sekiranya peran ibu bukan hanya stagnan pada tugas domestik saja.
Dapat kita sebut "ibu-ibu modern ini" telah mengangkat eksistensinya sebagai agitator feminis, yakni memainkan peran paling krusial dalam mewujudkan kesetaraan dalam keluarga.
Walaupun banyak sekali tantangan ibu masa kini, semisal pelabelan dalam rumah tangga, stres yang tinggi karena banyaknya peran, sikap anak yang acuh tak acuh,dll , sosok ibu hemat saya telah banyak memberikan konstribusi positif dalam kehidupan keluarga dan tetap setia dalam melakoni peran mereka yang sangat penting dalam menjaga keharmonisan dalam keluarga.
Ibu Sebagai Agitator Feminis
Ibu-Ibu masa kini ialah para agitator feminis. Sebagai seorang agitator feminis, ibu merangsang, memotivasi atau mendorong perubahan dalam keluarga. Pertama-tama, ibu memberikan teladan kepada anak-anaknya. Mereka menunjukan bahwa perempuan memiliki hak yang sama untuk mengejar impian dan memiliki jenjang karier yang memuaskan.
Dengan "The Power of Ibu-ibu" mereka mengatasi problem stereotip gender tradisional, ibu membantu menciptakan lingkungan dimana anak-anaknya dapat tumbuh dengan kesetaraan itu sangat penting.
Selain itu, peran ibu sebagai agitator feminis juga melibatkan advokasi untuk pembagian tugas domesstik yang adil. Mereka mendukung konsep bahwa pekerjaan rumah tangga bukanlah tangung jawab eksklusif perempuan.
Melalui diskusi terbuka dan partisipasi aktif, ibu memastikan bahwa semua anggota keluarga terlibat dalam pekerjaan rumah tangga, menciptakan keseimbangan yang sehat.
Kesetaraan dalam pengambilan keputusan keluarga juga menjadi fokus bagi ibu sebagai agitator feminis. Mereka mendorong dialog terbuka antar pasangan, memastikan bahwa keputusan besar diambil secara bersama-sama.
Hal ini tidak hanya menciptakan hubungan yang lebih seimbang, tetapi juga membuka peluang bagi anak-anak untuk melihat contoh kedewasaan dalam berkomunikasi