Lihat ke Halaman Asli

Memupuk Kesalehan Sosial

Diperbarui: 18 Juni 2015   04:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14068353251964304116

Keshalehan Sosial antara realita dan harapan

Ali bin Abi Thalib r.a. pernah diadukan Umar r.a. kepada Rasulullah SAW karena tidak pernah mendahului mengucapkan salam. Sewaktu Rasulullah mengkonfrmasi, Ali memberi jawaban bahwa beliau ingin melihat Umar tetap menjadi sosok yang lebih mulia oleh karena itu beliau memberi kesempatan kepada Umar untuk selalu terlebih dahulu mengucapkan salam dan tidak berusaha untuk mendahului Umar dalam mengucapkan salam. Sesuai ajaran Rasul, orang yang mengucapkan salam terlebih dahulu adalah lebih mulia.

Keshalehan sosial sering diartikan sebagai sikap menyenangkan dari diri seorang muslim yang nampak dalam aktivitas interaksi sosialnya dengan masyarakat. Sikap ini yang dapat mengundang simpati orang dan penghormatan orang lain kepada dirinya. Sikap ini muncul sebagai bentuk kematangan ilmu dan kedewasaan pola pikir, tentunya harus ada landasan syariat yang mendasarinya.

[caption id="attachment_350455" align="aligncenter" width="570" caption="Islam melarang perbuatan dholim meski kepada hewan. (Sumber: gusmendem.blogspot.com)"][/caption]

Sewaktu Islam mengatakan berbaris dalam shaf untuk shalat jamaah, terbaik ada di shaf terdepan. Maka tidak jarang kita sering melihat mahasiswa (anak muda) yang melakukan 'manuver' selip sana sini untuk mengejar shaf terdepan sewaktu shalat akan dimulai sehingga tidak jarang hal itu menimbulkan rasa kurang nyaman apalagi jika yang diselip adalah orang tua. Padahal sebuah kitab fiqh menyebuntukan bahwa shaf terdepan adalah lebih mulia namun jika dalam proses mendapatkannya kita sampai menyebabkan kekacauan maka dilarang. Memberikan orang lain untuk menempati shaf terdepan dengan alasan menghindari kekacauan maka sama saja kita telah mendapatkan shaf terdepan itu walau faktanya kita tidak mendapatkannya.

Banyak lagi fakta dimasyarakat baik yang berhubungan langsung dengan aktivitas ibadah mahdlah ataupun yang berkaitan dengan muamalah, dengan alasan mengejar keutamaan, orang mengabaikan pandangan dan perasaan orang lain. Orang tidak mau mendahulukan saudaranya. Mengabaikan perasaan orang lain dll. Yang tampak berikutnya adalah sikap egois, tidak empati dan beragam penilaian lainnya.

TOLERANSI PLURALISTIS

Namun di sisi lain ada juga yang terlalu mengedepankan penilaian baik dari masyarakat umum dengan mengabaikan ketentuan syariat. saya ambil contoh dengan alasan untuk saling menghargai maka seorang muslim tidak keberatan ikut standing party padahal Islam melarang seorang muslim makan sambil berdiri. Atau mengikuti acara ibadah kebaktian umat lain dengan alasan saling menghargai.

[caption id="attachment_350454" align="aligncenter" width="500" caption="Islam bahkan mengajarkan berbuat baik kepada hewan. Sumber: sunnahcare.com"]

14068350741678683410

[/caption]

Intinya, keshalehan sosial itu penting asal dijalankan dengan batasan-batasan yang dibenarkan Islam. Keshalehan sosial itu bentuk kedewasaan dan keluasan pola pikir yang semuanya harus dibangun dari ketentuan yang sdh digariskan Islam. Keshalehan sosial adalah kunci sukses mendekatkan hati kita dengan umat sehingga menjadi kunci penting keberhasilan dakwah. Semoga para pengemban dakwah dapat menjadi shaleh secara sosial tapi tetap dalam kerangka dan ketentuan syariat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline