Lihat ke Halaman Asli

Ridwan Kamil, Membantu Jakarta dengan Menolak Jakarta

Diperbarui: 29 Februari 2016   23:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini saya membaca berita tentang kang RIdwan Kamil yang akhirnya mengambil keputusan untuk tidak berkancah di kontes politik calon Gubernur ibu kota Jakarta. Menurut saya langkah ini malah membantu Jakarta secara tidak langsung.

Loh kok? Ga ikut membangun Jakarta kenapa dibilang membantu?

Itu lah kenapa saya menyebutkan bahwa kang Ridwan Kamil membantu secara”tidak langsung”, untuk mengatasi sewrawutnya kota Jakarta, justru langkah kang Ridwan Kamil ini dapat membantu dalam jangka panjang.

Sewrawutnya kota Jakarta adalah benang kusut yang kompleks, salah satu masalah utamanya adalah kurangnya sense of belonging masyarakat Jakarta terhadap kota yang mereka tinggali. Secara kasar, saya dapat katakana 50% dari penduduk kota Jakarta mungkin benar-benar tidak peduli dengan nasib kota Jakarta, tidak ada niatan untuk menjadikan Jakarta sebagai liveable city, para pendatang tidak peduli bagaimana rupa Jakarta, tujuan utamanya hanya 1, mencari uang dan membangun kemapanan di kampung halamannya. Warga asli Jakarta pun makin banyak yang tidak peduli dengan Jakarta, hidup makin sulit, jangankan menyamankan diri, menyambung hidup sudah sedemikian menguras tenaga.

Kota Jakarta tidak akan rapih selama arus pendatang tidak dibendung, perlu diakui Jakarta sudah mulai overpopulation, tidak mungkin kota ini rapih bila pendatang tiap tahunnya makin bertambah. Apa hubungannya dengan keputusan kang Ridwan Kamil? Visi beliau untuk menjadikan Bandung kota yang “Bahagia” perlu ditiru oleh kota-kota lainnya, kang Ridwan Kamil bertujuan menajdikan Bandung  liveable city yang nyaman dan menyenangkan, ruang public di banging begitu banyak, tatanan kota diperbaiki untuk 1 tujuan, agar masyarakat Bandung bahagia tinggal di Bandung dan tidak perlu keluar merantau agar dapat bahagia, karena meninggalkan Bandung yang sedemikian nyaman akan sangat berat.

Apabila hal yang dilakukan kang Ridwan Kamil dilakukan juga di kota-kota lainnya, baik kota kecil atau pun kota besar, maka dinamika masyarakat ke Jakarta dapat dikurangi, masing-masing dengan senang hati memabangun dan menjaga kota kelahirannya agar menjadi nyaman dan maju, syukur-syukur dapat membangun perekonomian kota kelahirannya sehingga tidak perlulah merantau jauh ke Jakarta yang sudah penuh sesak. Dengan berkurangnya arus masuk pendatang ke Jakarta, maka Jakarta dapat berbenah dengan lebih terstruktur.

Memang hal ini berdampak sangat tidak langsung, dan akan terlihat hanya dalam jangka panjang saja, tetapi banyangkan apabila hal ini dapat dilakukan, pulau Jawa sudah tidak akan berat ke kiri lagi seperti sekarang, setiap daerah dapat berkembang dengan pesat, dan masing-masing masyarakat dapat menjalani hidup yang lebih berkualitas.

Indonesia, bukan hanya Jakarta.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline