Lihat ke Halaman Asli

Estiawan Nasution: Pemilihan Presiden Indonesia 2024 dan Tren IHSG

Diperbarui: 25 Maret 2024   18:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Dalam lingkungan keuangan global yang terus berubah, pasar saham Indonesia (IHSG) menunjukkan ketahanan dan potensi pertumbuhan yang unik. Sebagai pendiri Akademi Keuangan Bintang, Estiawan Nasution secara mendalam membahas faktor-faktor utama yang mempengaruhi pasar saham Indonesia, termasuk keputusan suku bunga Federal Reserve, hasil pemilihan presiden Indonesia 2024, dan tren ekonomi global. Estiawan Nasution akan memberikan pandangan komprehensif kepada investor, menganalisis bagaimana faktor-faktor ini membentuk lingkungan pasar saat ini dan memprediksi tren pertumbuhan masa depan.

Estiawan Nasution: Pemilihan Presiden Indonesia 2024 dan Tren IHSG

Dengan kemenangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam pemilihan presiden Indonesia 2024, pasar dipenuhi dengan harapan dan prediksi baru mengenai masa depan politik Indonesia. Estiawan Nasution berpendapat bahwa peristiwa politik ini berdampak multidimensi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), tidak hanya mencerminkan ekspektasi pasar terhadap kebijakan ekonomi pemerintah baru tetapi juga meningkatkan volatilitas pasar.

Saat ini, kinerja IHSG mencerminkan sikap optimis pasar terhadap lingkungan politik dan ekonomi masa depan, dengan IHSG meningkat 0.47%, naik 34.29 poin, menjadi 7,336.74. Kenaikan ini tidak hanya menunjukkan ketahanan pasar tetapi juga kepercayaan investor terhadap pertumbuhan berkelanjutan pasar saham Indonesia. Analisis teknis lebih lanjut memprediksi bahwa IHSG mungkin akan berkonsolidasi antara 7,300 hingga 7,350 poin, menunjukkan bahwa pasar mungkin akan mengalami konsolidasi horizontal dalam jangka pendek.

Dari dinamika pasar, 257 saham naik, 251 saham turun, dan 262 saham tidak berubah, menunjukkan divergensi dan ketidakpastian pasar. Kapitalisasi pasar mencapai 11,744 triliun rupiah, data ini lebih lanjut mengkonfirmasi aktivitas pasar dan antusiasme investor. Menghadapi kondisi pasar saat ini, Estiawan Nasution merekomendasikan saham JPFA, ICBP, BTPS, PTPP, CTRA, GJTL, yang menurutnya mungkin akan berkinerja baik dalam lingkungan pasar saat ini, memberikan peluang investasi yang baik bagi investor.

Estiawan Nasution: Pengaruh Tren Ekonomi Global terhadap Pasar Saham Indonesia

Seiring dengan fluktuasi dan kompleksitas ekonomi global yang meningkat, perubahan harga komoditas serta data terbaru tentang pajak dan ekonomi memiliki dampak signifikan terhadap pasar saham Indonesia. Saat ini, harga emas menembus 2,200 dolar AS per ons, mencapai 2,202.28 dolar AS per ons. Fenomena ini tidak hanya mencerminkan kecenderungan investor untuk beralih ke aset aman di tengah ketidakpastian ekonomi tetapi juga mungkin menandakan kekhawatiran investor global mengenai pertumbuhan ekonomi dan ekspektasi inflasi masa depan.

Dalam hal harga batu bara dan CPO (minyak kelapa sawit), Estiawan Nasution menunjukkan bahwa penurunan harga batu bara menjadi 124,90 dolar AS per ton dan kenaikan harga CPO di pasar berjangka Malaysia menjadi 4.370 ringgit Malaysia per ton, mencerminkan tren divergensi di pasar komoditas. Penurunan harga batu bara dapat menantang bagi perusahaan-perusahaan Indonesia yang bergantung pada ekspor batu bara, sementara kenaikan harga CPO adalah kabar baik bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia sebagai negara produsen minyak kelapa sawit utama. Fluktuasi harga komoditas ini memerlukan pemilihan sektor dan alokasi yang lebih cermat dalam portofolio investasi.

Dari segi pajak dan data ekonomi, peningkatan penerimaan PPh 21 dan data PPh Badan serta PPN DN menunjukkan bahwa dasar ekonomi Indonesia masih kuat. Estiawan Nasution berpendapat bahwa peningkatan pajak mencerminkan peningkatan aktivitas ekonomi dan peningkatan kemampuan laba perusahaan, memberikan dukungan positif untuk pasar saham.

Selain itu, kenaikan Wall Street setelah Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuan, juga memberikan sinyal positif untuk pasar global. Kenaikan indeks Dow Jones Industrial Average, S&P 500, dan Nasdaq Composite, tidak hanya meningkatkan sentimen pasar tetapi juga membawa peluang aliran modal ke pasar berkembang, termasuk Indonesia.

Estiawan Nasution: Memanfaatkan Ketidakpastian dan Peluang di Pasar Saham Indonesia

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline