Lihat ke Halaman Asli

Pasar dan Tradisi Persenan

Diperbarui: 28 Juni 2016   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasar Merjosari (Sumber : Koleksi Pribadi)

Waktu-waktu menjelang lebaran merupakan waktu yang membahagiakan untuk sebagian orang. Bagi para pedagang, waktu-waktu ini adalah “masa panen” karena meningkatnya pendapatan, imbas dari meningkatnya permintaan kebutuhan masyarakat. Yang kurang begitu menyukai saat-saat ini mungkin adalah para konsumen. Selain karena kondisi pasar yang biasanya menjadi semakin ramai dan berjubel dengan kepentingan masing-masing, hal ini juga dikarenakan harga-harga kebutuhan yang malah semakin meningkat, mulai dari sembako hingga pakaian semua harganya naik, namun tetap memaksa untuk dipenuhi.

Namun hal berbeda saya alami. Saya bukan pedagang dipasar tradisional yang tengah berbahagia dengan melimpahnya konsumen, ataupun pengatur rumah tangga yang sedang pusing ditengah berjubelnya pasar sementara sepinya isi dompet. Sekedar informasi, saya setiap harinya harus ke pasar tradisional terdekat dari rumah saya, Pasar Merjosari Kota Malang, untuk membantu nenek saya berbelanja, bukan untuk kebutuhan konsumsi keluarga melainkan untuk kebutuhan warung yang ada dirumah nenek saya. Nah dari aktivitas inilah saya mempunyai banyak langganan untuk berbelanja, mulai dari pedagang sayur mayur, ayam, ikan, hingga rempah.

Kembali ke riuhnya suasana pasar tradisional menjelang lebaran, saya merasakan dua perasaan yang berbeda menjelang tiap lebaran. Di satu sisi harus menghadapi semrawutnya pasar tradisional menjelang lebaran, hingga mesti berhitung lebih keras untuk me-managedana yang diberikan nenek saya untuk berbelanja akibat dari naiknya harga barang-barang yang saya beli. Tetapi di satu sisi saya merasakan kebahagian tersendiri, apa pasal ? hehhe. Karena di waktu-waktu seperti ini lah saya bisa “memanen” persenan. Lalu apa itu “persenan” ?.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “persenan” dapat diartikan sebagai hadiah atau pemberian. Dan menurut saya, persenan adalah suatu “bagi rezeki” dari pedagang karena meningkatnya penghasilan mereka selama menjelang lebaran, selain itu sebagai bentuk “penghargaan” karena telah mempercayai mereka sebagai langganan tetap paling tidak selama setahun terakhir. Persenan ini tak selalu dalam bentuk uang, tetapi bisa juga dalam bentuk barang seperti panci, piring, dan pakaian. Besarnya persenan ini biasanya tergantung kepada jumlah pembelian pelanggan mereka tiap harinya, semakin banyak uang yang dibelanjakan pelanggan kepada mereka tiap harinya maka semakin besar pula persenan yang pelanggan dapatkan.

Dan bisa ditebak, setiap tahun saya selalu mendapatkan “jatah” persenan ini dari langganan saya. Memang tak semua langganan saya memberi, tetapi jumlahnya lumayan untuk mahasiswa seperti saya, hehhe. Sebagai informasi, setiap harinya saya bisa membelanjakan uang sekitar Rp 550.000 kepada kurang lebih 14 langganan tetap. Dan tahun ini 9 diantaranya memberi persenan, ada yang berupa pakaian, barang hingga uang. Dan ada “perjanjian” unik antara saya dan nenek saya, yaitu jika persenan berupa barang akan menjadi milik nenek dan jika persenan tersebut berupa pakaian ataupun uang maka akan masuk ke kantong saya.

Dan jika uang persenan yang diberikan sekitar 50 ribu hingga 100 ribu Rupiah, bisa dibayangkan bukan uang persenan yang bisa saya dapat ? Hehhe. Namun bukan itu hal yang terpenting bagi saya. Tetapi harga bahan-bahan yang terjangkau dan selalu tersedialah yang lebih membahagiakan, jika tidak terjangkau dan tersedia untuk apakah saya mendapat persenan-persenan itu tiap tahun, toh tidak tersedia dan terjangkaunya barang akan lebih menyusahkan bagi masyarakat umumnya dan saya khususnya. Hal penting lainnya, hubungan kekeluargaan yang terjalin antara saya dan langganan saya dapat terjaga baik dengan adanya hal-hal kecil ini, toh saya juga sudah mendapatkan banyak pelajaran yang berharga dari aktivitas saya di pasar setiap harinya.

Salam Kompasiana !




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline