Beberapa minggu lalu, para penikmat film disuguhkan oleh film Annabelle Comes Home yang merupakan sekuel ketiga dari series boneka menyeramkan tersebut. Dengan mengangkat tema "boneka yang terkutuk", film Annabelle memang selalu membuat masyarakat penasaran dengan terornya. Apalagi film ini merupakan spin off dari The Conjuring, salah satu film horor terseram di dunia perfilman.
Di Indonesia sendiri sebenarnya ada juga cerita yang tokoh utamanya adalah boneka, yaitu The Doll series produksi Hitmaker Studio. Sama seperti Annabelle, The Doll series pun sudah sampai punya trilogi (The Doll, The Doll 2, Sabrina).
Nah, jauh sebelum kedua boneka ini tenar, para pembaca pasti sudah tahu dong bahwa ada Chucky yang sama menyeramkannya. Uniknya, cara Chucky meneror korbannya adalah dengan menyiksanya lebih dulu dan selalu menggunakan pisau sebagai senjata utama.
Film Child's Play sebenarnya pertama kali dibuat di tahun 1988 yang kemudian sukses di pasaran hingga nama Chucky begitu melekat oleh masyarakat luas. Hal ini membuat produksi film merilis sekuelnya yaitu Child's Play 2 dan Child's Play 3. Tidak hanya sampai di sana, film Chucky pun terus dibuat dengan judul yang berbeda seperti Seed of Chucky dan Curse of Chucky.
Di tahun 2019 kali ini pun kisah Chucky kembali dihidupkan dengan kemasan baru dengan judul yang sama sata pertama kali dia diperkenalkan, Child's Play. Masih dengan tema sama sebagai boneka yang mengundang teror, film ini rilis di Indonesia tanggal 19 Juli 2019 lalu.
Sama seperti film terdahulunya, tokoh utama di film ini adalah seorang anak bernama Andy, ibunya (Karen) dan seorang polisi, Mike. Cerita bermula di perusahaan besar Kaslan yang saat itu merilis mainan canggih bernama Buddi yang bisa diakses melalui ponsel pintar. Hanya saja ada satu mainan Buddi yang "gagal" karena beberapa sistem kemanannya sengaja dihapus oleh orang yang tidak bertanggungjawab.
Mainan yang gagal tersebut sudah terjual, namun si pembeli justru mengembalikannya ke supermarket tempat dia beli karena merasa ada yang janggal dengan Buddi yang matanya tiba-tiba berubah jadi merah. Karen yang menjadi kasir di supermarket itu berinisiatif untuk memberikan mainan itu pada Andy.
Setelah disetel melalui ponsel pintar, mainan Buddi bisa berfungsi meski memang ada sedikit kerusakan. Chucky pun menjadi nama untuk mainan ini dan dijadikan oleh Andy sebagai temannya, mengingat ia memang tidak memiliki banyak teman.
Awalnya Chucky memanglah mainan baik yang selalu membantu Andy dan menemani kesehariannya. Namun suatu ketika, Andy merasa kesal dengan tingkah kucingnya. Chucky yang melihat itu mulai berinisiatif jika ada hal yang menganggu Andy, maka ia harus segera menyingkirkannya dengan cara apapun.
Melihat kejanggalan dari Chucky, Andy mulai berpikir agar bisa menghancurkan mainan itu. Bersama teman-temannya, Pugg and Falyn, mereka menyusun sebuah rencana agar teror Chucky berhenti cukup sampai di sana saja.
Hal paling mencolok dari film dulu dan sekarang adalah keberadaan tokoh Karen dan Andy. Jika di tahun 1988 ia digambarkan sebagai sosok ibu-ibu yang "biasa saja", namun kali ini sosok Karen menjadi sosok ibu muda yang begitu cantik. Tokoh Andy pun sebelumnya hanyalah anak kecil usia 7 tahunan, namun sekarang digambarkan sebagai anak remaja usia belasan.