Finally, di akhir April ini ada satu kisah superhero Marvel yang tayang di bioskop. Film ini jelas paling ditunggu para pencinta film, apalagi sejak perilisan trailernya di youtube beberapa bulan lalu. Guardians of The Galaxy Vol. 2. Ya, itulah judulnya. Tiga tahun lalu film pertamanya mendapat perhatian banyak orang, maka tak heran pihak Marvel membuat sekuel sebagai kelanjutan dari kisah Star Lord dan kawan-kawan.
Guardians of The Galaxy Vol. 2 semula direncanakan rilis pada awal Mei 2017, namun di Indonesia sendiri film ini tayang lebih awal pada tanggal 26 April 2017. Sebagai pencinta film superhero, saya pun menyempatkan waktu untuk menontonnya, bahkan di hari pertama film ini rilis. Karena tahu bahwa bioskop akan penuh oleh orang-orang, maka saya sebelumnya sudah membeli tiket pre-sale secara online. Sehingga, saat sampai di bioskop saya dan teman-teman tidak perlu lagi untuk antre panjang.
Kisah di film pertamanya menceritakan tentang makhluk-makhluk luar angkasa yang memiliki kekuatan super satu sama lain. Dibintangi oleh Chris Patt sebagai Peter Quill/Star Lord, petualangan dimulai ketika dia bertemu dengan keempat temannya yang lain, yaitu Gamora, Dex, Roket, dan Groot. Nah, di film keduanya ini menceritakan petualangan selanjutnya dari para penjaga galaksi ini.
Awal film dibuka dengan pertarungan mereka melawan monster besar menyeramkan di salah satu planet di galaksi (bukan bumi tentunya). Jelas, akan ada banyak adegan aksi di sini. Yang paling menarik adalah tingkah Baby Groot yang diisi suaranya oleh Vin Diesel. Ketika teman-teman lainnya sedang melawan monster, ia malah asyik mendengarkan lagu dan bergoyang tanpa tahu bahwa yang lain sedang kesulitan. Tingkahnya yang menggemaskan ini sering membuat penonton tertawa di beberapa adegan.
Selanjutnya, latar belakang cerita berlanjut ketika mereka bertemu Ayesha, pemimpin di salah satu planet yang seluruh penghuninya berwarna emas. Ketika di sini, mereka dipertemukan lagi dengan Nebula, saudara perempuan Gamora yang menjadi musuhnya di film pertama. Nebula bergabung bersama kelimanya, namun hanya sebagai tahanan.
Karena kesalahan Roket, justru pihak Ayesha mengejar Peter dkk. Dengan terpaksa, pesawat yang dikemudikan mereka harus mendarat paksa di salah satu planet asing. Di sinilah petualangan baru dimulai, yaitu ketika Peter bertemu dengan ayah kandungnya (Ego) yang merupakan seorang ‘Dewa’. Jadi, Peter merupakan keturunan dewa sekaligus manusia. Bersama Peter, Gamora, dan Dex, Ego dan asisten pribadinya (Mantis) pergi ke tempat di mana ia tinggal. Planetnya bersih dan indah, sehingga Peter Quill sangat menikmatinya.
Lain dengan Peter, Gamora, dan Dex, Baby Groot dan Roket pun memiliki petualangannya sendiri, yaitu harus berhadapan kembali dengan Yondu, salah satu tokoh antagonis di film sebelumnya. Kehadiran Yondu di sini pun membuat petualangan penjaga galaksi ini semakin seru dan menegangkan.
Akan ada unsur keluarga yang terasa kental di sini, selain cerita Peter Quill dan Ego, akan ada juga kisah masa lalu Drax, serta tentang hubungan Gamora dan Nebula yang ‘bersaudara’ namun tak pernah akur dan selalu bertengkar. Di sini pun kita bisa mengambil pelajaran bahwa peran keluarga memang penting dalam kehidupan seseorang. Dan, jangan sampai kita menyia-nyiakannya.
Sebagai film superhero, Guardians of The Galaxy Vol. 2 menyuguhkan banyak adegan aksi. Mulai dari ledakan, perkelahian antar karakter, tembak-menembak, dan masih banyak lagi. Namun, di samping itu pun film ini tetap mengedepankan cerita humor yang akan diselipkan di beberapa adegan dan tentunya akan membuat penonton tersenyum dan tertawa. Mulai dari tingkah Baby Groot yang polos, si cantik Mantis yang mampu membaca pikiran seseorang, serta tingkah Drax yang memiliki selera humor yang tinggi.
Ketegangan film pun semakin memuncak ketika Mantis memberikan satu informasi rahasia yang akan berpengaruh kepada hubungan antar penjaga galaksi, sehingga mereka semua harus bersatu agar bisa selamat dari ancaman membahayakan. Ketika bersatu pun, akan ada anggota lain yang tidak terduga ikut membantu.
Seperti film sebelumnya, film kedua ini pun tetap mempertahankan ‘lagu klasik’ yang biasa didengarkan oleh Peter Quill. Dengan lirik dan irama yang enak didengar, pasti akan membuat penonton pun ikut terhanyut di dalamnya.