Memiliki seorang saudara tentunya dapat kita rasakan dari berbagai perspektif. Ada yang sering bertengkar, saling caci maki dengan sebutan khusus, atau justru tidak pernah memiliki konflik karena sudah saling mengerti satu sama lain. Tapi, bagaimanapun kondisi sebuah persaudaraan, seseorang akan memiliki rasa loyalitas yang tinggi pada saudaranya, meski kadang hal itu justru tidak terlihat secara langsung.
Nah, kali ini saya akan membahas salah satu film yang mengisahkan tentang persaudaraan. Kebetulan saya diajak adik saya untuk menonton film ini di bioskop. Padahal, saya sendiri bukan orang yang terlalu menyukai film Korea Selatan seperti ini. So, check this out,ya!
Doo-Young (D.O EXO), seorang atlet judo yang kehilangan penglihatan karena pertandingannya beberapa tahun lalu, merasa terganggu dengan kehadiran kakaknya, Doo-Sik (Cho Jung-Seok), yang tiba-tiba datang ke rumahnya setelah keluar dari penjara. Padahal, Doo-Young sudah terbiasa tinggal seorang diri sejak kedua orang tuanya meninggal. Kehadiran Doo-Sik memperparah kehidupan adiknya. Ia tidak segan-segan memperlakukan Doo-Young seenaknya dengan berbagai tingkah yang menyebalkan.
Namun meski begitu, kehadiran pelatih judonya, Lee Soo Hyun (Park Shin Hye), sangat berharga bagi kehidupan Doo-Young. Ia sering mengunjungi rumah Doo-Young, membuatkan makanan, dan melakukan banyak aktivitas lainnya untuk mempermudah kehidupan Doo-Young. Lee Soo Hyun sangat berharap agar Doo-Young bisa kembali menjadi atlet di Olimpiade Paralympic, yaitu olimpiade untuk orang yang berkebutuhan khusus. Tapi, Doo-Young tidak menginginkan itu. Ia merasa bahwa dirinya bukanlah orang cacat.
Perlahan tapi pasti, Doo-Sik mulai berlaku adil pada adiknya karena teringat dengan keluarga yang dulu pernah bersama-sama. Ia mulai membantu aktivitas Doo Young, mengajaknya ke sauna, membelikan makanan dan pakaian baru kesukaannya, dan membuat diri Doo-Young lebih keren agar terlihat menarik di depan banyak wanita. Ia pun memotivasi adiknya untuk kembali lagi jadi atlet judo, meskipun di Olimpiade Paralympic.
Film My Annoying Brother bergenre drama-komedi yang tentunya akan membuat banyak orang tertawa ketika menontonnya karena memang ada beberapa adegan yang sangat lucu, sehingga saya pun tidak bisa menahan tawa. Meski sosok Doo-Sik memang menyebalkan, tapi ia juga sangat kocak ketika bekerja sama dengan adiknya. Inilah salah satu kelebihan untuk film ini karena bisa ditonton oleh remaja hingga dewasa.
Tapi, di film ini tidak dijelaskan secara detail bagaimana kehidupan mereka ketika masih kecil. Yang ditampilkan hanyalah melalui verbal dari satu tokoh ke tokoh lain, sehingga penonton pun harus bisa membayangkannya sendiri.
Di lain sisi, film ini pun akan membuat Anda sedih, karena ternyata selama ini Doo-Sik menyembunyikan satu rahasia tentang penyakitnya kepada adiknya. Ia memang terlihat tegar dan kasar di depan Doo-Young, tapi di belakang itu semua ia harus rajin meminum obat agar dirinya tetap bisa menjaga adiknya terus menerus. Mengingat, tidak ada keluarga lain untuk Doo-Young selain dirinya sendiri.
Untuk nilainya, saya memberikan nilai 7.9/10 dengan beberapa pertimbangan di atas. Untuk Anda penggemar film Korea Selatan ataupun yang suka dengan genre drama persaudaraan seperti ini, tidak ada salahnya juga untuk menyempatkan diri menonton. Di beberapa biskop juga masih tayang. Dan menurut saya, ini adalah salah satu rekomendasi film yang seru, lucu, dan sedih. Bahkan, saya pun sampai menitihkan air mata ketika melihat endingdari cerita ini.
Intinya, Film ini mengajarkan kita bahwa semenyebalkan apapun seorang saudara, entah itu dia laki-laki/perempuan, lebih tua/muda, jumlahnya hanya satu/banyak, tetap saja ia adalah saudara kita. Jika kedua orang tua sudah tidak ada seperti kisah mereka, lalu ke siapa lagi kita harus mencari perlindungan? Tentunya saudara, bukan? Yakinlah, baik Anda ataupun saudara Anda, memiliki rasa sayang yang luar biasa satu sama lain. Meski terkadang untuk mengakuinya justru sulit dan terungkap dengan cara yang lain.
See You! :)