Lihat ke Halaman Asli

Gilang Ramadhan

Bachelor of Education in Indonesian Language and Literature, Indraprasta University, Jakarta

Lapisan Keindahan

Diperbarui: 12 Desember 2024   13:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Bunga. Sumber: Pexels.com/Chris G

1.

Ada rasa yang tebal di sana,
menggumpal seperti kabut pagi,
bukan udara, bukan tanah,
tapi mungkin waktu yang menjelma;
waktu yang kuberi untukmu,
dan cinta yang tumbuh seperti akar
di antara sela-sela hari.

2.

Di atasnya, lapisan-lapisan lain tumbuh,
tirai yang berkibar, angin yang sesekali mampir,
kemeja yang digantung di pintu,
suara televisi di ruang lain.
Semua itu, latar tak terlihat
dari cerita yang tak sengaja
tercipta.

3.

Lapisan terakhir itu,
sesuatu yang indah, hadir tanpa suara;
bunga liar yang mekar di tepi jalan,
langit jingga sebelum hujan turun,
atau mungkin,
tatapanmu yang tersimpan
di sudut-sudut ingatanku.

4.

Keindahan itu tak datang
untuk disambut,
tak pernah diminta.
Namun justru karena itu,
ia membangunkan segalanya:
ketebalan jarak,
tekstur rindu yang berdenyut pelan
di antara aku dan waktu.

5.

Dan di situ,
di antara semua lapisan,
aku berdiri,
mencoba membaca keindahan
seperti membaca surat cinta lama:
huruf-hurufnya masih ada,
tapi artinya sudah kabur,
terbungkus oleh waktu berlapis-lapis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline