Lihat ke Halaman Asli

Gilang Ramadhan

Bachelor of Education in Indonesian Language and Literature, Indraprasta University, Jakarta

Pagi Datang Lagi

Diperbarui: 5 Desember 2024   12:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Cahaya Matahari Pagi. Sumber: Freepik/Wirestock

1.

Bangun, katanya, suaranya menusuk seperti trompet patah.

Cahaya merayap di tembok bata, menghancurkan sisa mimpi.

Langit adalah kanvas yang dicoret-coret tangan asing,

matahari memburu bulan, seperti pencuri dalam film noir.

Aku melihatmu di sela bayangan,

wajahmu seperti gema yang tak pernah hilang.

2.

Kita adalah debu di kaca jendela,

cahaya membentuk pola membentuk pola yang hanya kita mengerti.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline