1.
Di tepi laut, aku melihat
matamu yang seperti gelombang
membawa aku jauh, tak berdaya
seperti anak yang mengumpulkan pasir
menjadi benteng yang rapuh,
lalu kehancuran datang,
di antara percakapan malam dan siang
yang selalu berubah,
seperti tubuh yang tak bisa kita pegang.