Lihat ke Halaman Asli

Gilang Rahmawati

Sehari-hari menjadi kuli tinta.

Kemeriahan Festival Budaya Isen Mulang di Kalteng

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13692158221526129321

Kota Palangkaraya dalam seminggu ini tampak ramai, terlebih di wilayah Temanggung Tilung. Sebab, dalam rangka peringatan HUT Kalteng ke-56 diselenggarakan Festival Budaya Isen Mulang (FBIM). Temanggung Tilung menjadi salah satu pusat penyelenggaraan berbagai lomba seni dan budaya. Di sana terdapat area perlombaan dan juga stand pameran.

Tulisan ini saya buat sebagai apresiasi saya untuk festival yang bagi saya harus diacungi jempol. Karena pada FBIM ini secara tidak langsung sebagai sebuah pelestarian budaya dayak. Pelestarian ini diwujudkan dengan adanya Festival tersebut, dimana pihak penyelenggara masih mempertahankan berbagai lomba/permainan tradisional dayak.

Festival ini memang sering dilakukan setiap tahunnya, tapi saya baru bisa menikmati tahun ini. Diawali dengan karnaval budaya sebagai pembukaan FBIM. Warga kota pada tanggal 18 Mei 2013 pun ikut memadati pusat kota Palangkaraya. Termasuk saya, yang saat itu berdesakan bersama fotografer lainnya. Penyelenggaraan festival ini juga menyedot perhatian jurnalis dari luar negeri.

[caption id="attachment_255347" align="aligncenter" width="640" caption="(Tarian pembukaan Festival Budaya Isen Mulang)"][/caption]

[caption id="attachment_255348" align="aligncenter" width="640" caption="(Peserta karnaval)"]

1369215903501767837

[/caption]

[caption id="attachment_255349" align="aligncenter" width="640" caption="(Semar 6 meter berjalan di tenah keramaian. Semar ini perwakilan dari Jawa Tengah.)"]

1369216290479132189

[/caption] [caption id="attachment_255350" align="aligncenter" width="640" caption="(Perwakilan Paguyuban Jawa Timur menampilkan reog saat karnaval)"]

13692166141531761825

[/caption]

Setelah meriahnya karnaval, perlombaan pun akhirnya resmi dimulai. Pada hari pertama, di dua tempat berbeda diselenggarakan lomba masak, lomba lawang sekepeng (memutuskan benang/ tali yang terdapat pada gapura penyambutan), lomba manetek dan manyila kayu (memotong dan menata kayu), lomba sepak sawut (sepakbola api) di Temanggung Tilung. Serta, lomba jukung hias (perahu hias) di Pelabuhan Flamboyan.

[caption id="attachment_255360" align="aligncenter" width="640" caption="(Salah satu perahu hias, di foto dari atas Jembatan Kahayan - eye bird level-)"]

1369217441758755776

[/caption]

Pada hari pertama, lomba yang paling menarik minat saya untuk memotretnya adalah sepak sawut. Sepak sawut adalah permainan sepakbola yang bolanya menggunakan sabut kelapa yang telah dikeringkan lalu direndam dengan minyak tanah. Dan saat permainan dimulai, bola tersebut dibakar. Para pemainnya pun tidak dianjurkan menggunakan alas kaki, mereka melumuri kakinya dengan pasta gigi.

[caption id="attachment_255351" align="aligncenter" width="640" caption="(Berebut bola api)"]

13692167451473527637

[/caption] [caption id="attachment_255352" align="aligncenter" width="640" caption="(GOOOLL !!)"]

1369216855155578541

[/caption]

Lanjut pada hari kedua, di lapangan Temanggung Tilung diselenggarakan lima lomba; Lomba Malamang (membuat lemang – makanan khas kalteng berupa ketan-), Lomba Balugu (memperlombakan ketangkasan membidik keping tempurung kelapa menggunakan lontaran keping tempurung kelapa lainnya), Lomba Mangaruhi (menangkap ikan), Lomba Sepak Sawut, dan Lomba Tari Pedalaman. Tari pedalaman yang paling saya nikmati. Kurang lebih ada delapan daerah yang menjadi peserta, dan tentu saja ke delapan peserta ini punya ciri tarian daerah masing-masing. Ada satu penampilan yang mengejutkan, saat para penari wanita memainkan mandau (senjata tradisional dayak). Mandau yang mereka pegang tersebut bukan mandau mainan, tidak ada wajah takut jika terluka apabila salah menggerakkannya. Kemudian, masih di hari yang sama terdapat perlombaan dayung yang dilaksanakan di bawah Jembatan Kahayan.

[caption id="attachment_255354" align="aligncenter" width="640" caption="(Mendayung)"]

13692169721266096832

[/caption]

[caption id="attachment_255356" align="aligncenter" width="640" caption="(Dua penari luwes memegang mandau)"]

136921704757291474

[/caption]

[caption id="attachment_255361" align="aligncenter" width="640" caption="(Peserta lomba dayung yang bertanding di bawah Jembatan Kahayan)"]

13692175971163071299

[/caption]

Pada hari ketiga, tepat pada tanggal 21 mei 2013 dilaksanakan Lomba Mangenta (memasak masakan tradisional dayak), Lomba Habayang (permainan gasing), Lomba Jukung Tradisional, Lomba Besei Kambe (mirip seperti tarik tambang, namun dilaksanakan di sungai dengan menggunakan perahu dan dayung), Lomba Pemilihan Putra/I Pariwisata, dan Lomba Tari Pesisir.

[caption id="attachment_255357" align="aligncenter" width="640" caption="(Membersihkan beras, salah satu proses mangenta)"]

1369217142301349333

[/caption]

[caption id="attachment_255358" align="aligncenter" width="576" caption="(Menampi Beras)"]

1369217215889476639

[/caption] [caption id="attachment_255359" align="aligncenter" width="512" caption="(Habayang - Permainan Gasing)"]

13692172661415373264

[/caption]

Hari ini (22/5), merupakan hari terakhir serangkaian perlombaan seni dan budaya. Lomba yang dilaksanakan masih seputar budaya warga Dayak, yaitu Lomba Manyipet (menyumpit), Lomba Besei Kambe, Lomba Karungut (puisi tradisional yang dinyanyikan), Lomba lagu daerah, dan final pemilihan putra/I Pariwisata. Beberapa perlombaan tidak dapat saya abadikan, dikarenakan waktu yang bersamaan dengan lomba yang tengah saya foto. Dan keesokan harinya, tepat tanggal 23 Mei 2013, warga Kalimantan Tengah akan merayakan hari jadi ke-56.

***

Tulisan ini ditulis untuk memperkenalkan sebagian dari budaya (kesenian ataupun permainan) dayak kepada pembaca. Jika tertarik untuk menyaksikan, masukan pada planning liburan bulan mei tahun depan menuju Palangkaraya! ^^

*Salam Budaya*

SELAMAT ULANG TAHUN KE-56, KALIMANTAN TENGAH!

Seluruh foto milik pribadi.

GeeR

Gilang Rahmawati

Palangkaraya, Mei 2013.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline