Di atas kursi yang bergoyang
Aku duduk menatap langit yang kelam
Senja tak jua datang
Hanya rintik air yang menghujam
**
Rasanya
Dingin, menusuk
**
Pada butirbutir air hujan
Dan malam yang datang semakin pekat
Aku menunggu Tuhan
Datang untuk berbincang
**
Ada angin melintas
Menggelitik bulubulu halus pada leherku
Merinding
**
“Tuhan datang?”
Tanyaku dalam hati
Tak ada jawaban, tapi..
Aku percaya Tuhan datang
Pada hawa yang semakin dingin
**
Tuhan..
Boleh aku meminta waktuMu sejenak
Untuk mendengarkan keluhkesahku
Yang tak berkesudahan
**
Tuhan..
Boleh aku meminta rangkulanMu
Untuk menghangatkan kegelisahanku
Yang dingin dan tak ada habisnya
Berkeliaran di kepala
**
Bla bla bla..
Cas cis cus..
Bla bla bla..
Cas cis cus..
**
Oke Tuhan..
Cukup sekian keluhkesahku
Sampai bertemu esok hari
Dengan keluhkesah yang baru
**
Hawa dingin perlahan berganti hangat
Aku beranjak berdiri meninggalkan kursi
Kututup malam dengan kelegaan
****
Bahkan tanpa suara mulut
Tuhan tahu apa yang ingin kubicarakan
Karena Ia Maha Tahu.
********
GeeR
Palangkaraya, 30 Juli 2013.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H