Lihat ke Halaman Asli

Gilang Nugraha

Jr. Content Writer

Kontroversi Player Powers Sepak Bola yang Diadaptasi dari Basket Amerika

Diperbarui: 19 Agustus 2023   01:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber gambar: www.istockphoto.com)

"Three reasons, closely related to each other: The NBA is a league in which 1--2 players can make a big difference in the won-loss record and the revenues for a team. Each player makes a much bigger difference in a team's fortunes, so when a player is a free agent, he can decide where he wants to play". Itulah player power dalam NBA dimana 5 starting line-up tim franchise biasanya dapat dipengaruhi oleh pemain bintang yang memutuskan untuk bergabung dalam mencapai cincin juara mereka,

Hal ini sebenarnya cukup lumrah untuk dilakukan di liga basket terbaik di dunia tersebut, karena pada pasalnya proses perpindahan pemain tidak sesimpel di industri sepakbola dimana pada liga franchise tersebut terdapat peraturan salary cap. Yang mengharuskan suatu tim menggaji pemain hebatnya dengan nilai tertentu hal ini dilakukan agar kompetisi terasa lebih berimbang.

Dan player power ini biasanya digunakan oleh para pemain yang secara individual sudah banyak mencapai achievement namun belum pernah mendapatkan cincin juara dimana ego mereka secara finansial ekonomi dari sisi gaji diturunkan untuk membangun suatu dinasti tim franchise NBA

Hal ini juga sebenarnya sudah diadaptasi ke dalam sepakbola namun bukannya berakhir dengan baik, biasanya player power yang dimiliki atlet sepakbola kadang membuat dampak yang buruk terhadap tim sepakbola itu sendiri, hal tersebut juga terjadi karena kuantitas pemain sepakbola 2 kali lebih banyak dibandingkan basket dimana jumlah pemain cadangan dan pemain inti suatu tim basket biasanya sama dengan pemain yang menjadi starting line-up dengan jumlah yang kita ketahui yaitu 11 orang pemain.

Berikut adalah contoh kasus player power yang ada dalam bidang olahraga terpopuler di dunia tersebut:

  1. Belanda 2010

Terakhir kali Belanda berlaga di laga final Piala Dunia adalah pada 2010 lalu di Afrika Selatan, dimana mereka selama kompetisi ini berlangsung sebenarnya tampil cukup impresif dimulai dari fase grup dengan poin sempurna 9 dari 3 laga artinya mereka berhasil sapu bersih semua laga dengan kemenangan, belum lagi perjalanan mereka yang kerap menang di fase gugur, Slovakia, Brazil dan Uruguay berhasil mereka bungkam satu persatu, dimana jika menang di final maka mereka menjadi juara yang sempurna namun di final mereka akhirnya harus tertunduk lesu oleh gol semata wayang Andres Iniesta di babak perpanjangan waktu.

Player power di timnas Belanda ini sebenarnya sudah muncul di sebelum perhelatan Piala Dunia digelar, dilatih pelatih lokal mereka Bert Van Marwijk yang memang menukangi pemain dengan nama besar seperti Arjen Robben, Wesley Sneijder, Robin Van Persie dimana ketiga pemain ini bahkan mendebat akan taktik pelatih mereka sendiri. dimana nama DIrk Kuyt sering memperkuat sisi kanan penyerangan Belanda tersebut, dimana ketiga pemain ini lebih menginginkan nama Rafael Van Der Vaart untuk mendukung pergerakan mereka di sisi serang.

Hal ini sebenarnya baik dan buruk bagi Belanda sendiri, dimana untungnya ketidak percayaan Sneijder, Robben, dan Van Persie terhadap kemampuan Dirk Kuyt dapat dibuktikan dengan efektivitasnya di sisi sayap timnas Belanda pada saat itu. Namun sayangnya kegagalan mereka di Final mengkambinghitamkan pelatih mereka sendiri yang membuat pelatih tersebut dipecat seusai Piala Dunia 2010 tersebut.

  1. Paul Pogba dan Manchester United

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline