Hai namaku Galfi dan ini ceritaku dalam menghadapi kesendirian
Galfi yang sedang berlibur ke rumahnya saat ini diajak oleh ibunya untuk berlibur dimana ibunya selalu menjadi penyelenggara dari setiap liburan yang diadakan oleh lingkungan rumahnya tersebut memang ibu Galfi adalah orang yang sangat dituakan di daerah tempat tinggalnya. Kebetulan pada saat itu ayah Galfi sedang sakit dan izin untuk tidak bisa menemani ibunya. Dan juga adik perempuannya yang pada saat itu baru saja melahirkan, anaknya yang belum bisa keluar rumah untuk menemani menjadi faktor dirinya tidak bisa menemani ibu, selain itu adik bungsu Galfi yang masih SMA pun sama sedang memiliki kegiatan di sekolahnya dimana adiknya menjadi perwakilan sekolahnya untuk olimpiade akademi antar sekolah. Maka dari itu Galfi yang sedekat itu dengan ibunya tidak bisa meninggalkan ibunya sendiri untuk mengurus warga yang ikut liburan.
Memang sudah sejak lama keluarga Galfi tidak berlibur karena keadaan pandemi ini. Galfi yang sebenarnya adalah orang yang lebih suka memiliki waktu bonding dengan keluarganya, dibandingkan keluar rumah sendirian dan bersenang-senang sendiri pun akhirnya memutuskan untuk menemani ibunya tersebut. Belum lagi pada saat ini memang destinasi yang dituju oleh para warga untuk berlibur adalah Pantai Pangandaran yang secara destinasi adalah satu dari tiga destinasi favoritnya untuk berlibur selain kolam rendam Ciater dan juga Kota Yogyakarta.
Memang ketenangan suasana malam yang dapat dinikmati dan cocok dengan Galfi yang orangnya sangat melow salah satu alasan Galfi menyukai ketiga destinasi tersebut. Dalam perjalanan ke Pangandaran tersebut Galfi dan ibunya pergi menggunakan Bus dan menempuh perjalanan selama kurang lebih 7 jam, kebetulan karena ibu Galfi adalah pemimpin bus pertama dari dua bus yang pergi dari rombongan lingkungan rumah Galfi. Tempat duduk Galfi dan ibunya berada tepat didepan dibelakang supir,keadaan tersebut membuat Galfi agak kesulitan untuk tidur di dalam perjalanan menuju tempat tersebut.
Di dalam perjalanan menuju Pangandaran tersebut suatu ketika di dalam headset yang sedang dipakai Galfi yang sedang mendengarkan lagu lewat aplikasi musik hijau, lewat musik yang terputar secara shuffle tiba-tiba terdengar lagu Calvin Jeremy dengan judul maaf. Tiba-tiba Galfi teringat bahwa terakhir kali ke tempat yang sama adalah dengan Rayu dan keluarganya, seketika fikiran Galfi yang akhir-kahir ini memang sudah tidak memikirkan mantannya tersebut pun tiba-tiba muncul karena jarangnya jalan tersebut dilewati oleh dirinya. Kenangan-kenangan masa lalu ketika dirinya terakhir kali ke pantai Pangandaran tersebut membuat kehangatan yang pernah ia rasakan dari Rayu dan keluarganya lantas berkecamuk di ingatan Galfi dan seketika suasana terasa sendu pandangan-pandangan Galfi yang tertuju ke arah jalan membuat dirinya teringat dan merindukan masa-masa tersebut.
Meski begitu Galfi sadar hal tersebut hanyalah sekedar bayangannya di masa lalu dan sangat sulit untuk mendapatkan hal itu kembali. Setibanya disana Galfi bersama keponakannya Galfi menemani ibu Galfi dalam membagikan kamar sembari membeli es kelapa. Sedangkan kamar yang akan dihuni Galfi beserta ibu dan keponakannya baru bisa dimasuki pada saat check-in di dalam hotel pukul 11 siang.
Setelah masuk ke hotel Galfi hendak mandi dan berjalan mengitari pantai Pangandaran bersama angin yang berhembus melewati tubuh Galfi, Galfi sadar bahwa keadaan Pantai Pangandaran suasana dan tempatnya tidak banyak berubah semenjak terakhir kali dirinya berdiam diri dirumah selama pandemi ini yang berbeda hanyalah status dan hubungan yang dirinya tidak lagi miliki bersama Rayu dulu.
Memang ada sesuatu yang berbeda baik ke arah yang lebih baik dimana dirinya saat ini merasakan kebebasan untuk mendatangi tempat yang ia mau kunjungi atau hanya berdiam diri di hotel tidak lagi ada yang melarang. Namun disamping itu sosok Galfi yang tidak bisa sendirian pun seketika merasakan bahwa kesendiriannya makin terasa dengan tidak adanya sosok yang memperhatikan lebih dari orang tuanya tersebut tidak lagi ada menemaninya.
Disamping sosoknya yang introvert Galfi juga sebenarnya adalah orang yang sangat submisif dimana dirinya tidak bisa merasakan kebebasan yang terlalu bebas dan selalu taat kepada peraturan yang ada. Begitupun tuntutan-tuntutan dan peraturan yang diberikan oleh Rayu selama dirinya berpacaran selalu membuat Galfi merasa nyaman bukannya terkekang.
Sampai besok hari dimana dirinya tidak sempat bermain ombak pada saat hari kemarin karena padatnya jadwal para warga koperasi yang dipimpin oleh ibunya membuat mau tidak mau dirinya membuat janji dengan keponakannya untuk pada saat esok pagi dirinya akan menemani keponakannya tersebut untuk berenang di pantai Pangandaran tersebut. Kesenangan dan kenangan masa lalu kecil Galfi pun kembali dirinya rasakan pada saat Ayahnya yang seringkali menjadi donatur keluarga besar dari ibu Galfi yang sering mengajak liburan ke pantai Pangandaran kembali muncul bersama dengan ombak yang menabrak tubuh Galfi yang sedang bermain air dengan keponakannya tersebut, pikiran-pikiran bermain pada saat kecil memang sangat menyenangkan dimana disaat kita liburan pada saat anak-anak tidak ada pikiran lain selain menikmati liburan sesaat tersebut.
Sampai pada siang harinya darmawisata warga tersebut harus kembali pulang kerumah dimana Galfi tinggal yaitu di kota kecil bernama Cimahi itu seiring datangnya bus yang datang menjemput ke hotel dan akan mengantarkan Galfi, ibu Galfi dan juga keponakannya dan warga lain yang menjadi peserta darmawisata tersebut. Sembari melihat pemandangan di perjalanan pulang Galfi menyadari bahwa dalam rentan waktu 4 tahun banyak sekali yang berubah dalam hidup Galfi namun tidak dengan jalan dan juga Pantai Pangandaran yang masih selalu hangat dalam menyambut orang-orang yang hendak berlibur kesana. Ya Galfi menyadari bahwa kadang ada yang tinggal dan juga kadang ada yang pergi di dalam kehidupan ini dan begitu seterusnya lah sebuah kehidupan.