Hari ini 19 Maret, aku ingat jelas ini hari ulang tahunmu, tiga hari sebelumnya hari ulang tahunku, 16 Maret, kado terindahku adalah ucapan darimu yang ternyata masih ingat padaku. Namun, tahun ini berbeda, kemarin, kau masih di sampingku, masih mencintaiku, masih menemaniku melalui malam hingga pagi kembali, sekarang sejak kita terpisah oleh ego yang menjerat hati kita, sepi bersamaku, sementara kau berbahagia disana.
Masih jelas dalam ingatanku, kau tersipu malu, saat aku rela bangun tengah malam agar menjadi orang pertama yang ucapkan "selamat ulang tahun" padamu, kini, kucoba lakukan hal yang sama, ternyata kau tak lagi ingat hari itu, biasa saja bagimu, ya salahku jua yang mengabaikanmu disaat kau membutuhkanku, kini hanya penyesalan tersisa dalam relung hatiku yang membeku bersama masa lalu. Aku hanya tidak bermaksud melupakanmu, ku harap bisa melihatmu meniup semua lilin itu.
Maaf, aku tak mampu menyenangkanmu, aku tak mampu berikanmu sesuatu yang terbungkus, aku hanya penulis Roman Picisan yang terbuai impian belaka, bukan lagi seorang pangeran dalam kerajaan cintamu, aku sadar itu yang membuatmu berubah, aku hanya mampu membuat tulisan-tulisan tak berharaga yang dulu kau sukai itu, termasuk tulisanku sekarang ini.
Aku selalu berharap kau bahagia disana, sebentar lagi kita akan benar-benar berpisah, menjalani kehidupan karir yang kini mencari jalannya masing-masing setelah kita tak lagi berseragam abu-abu, akupun masih ingat kita pernah punya mimpi bersama, taklukan dunia dengan cinta, namun kini sudah berlalu, terduduk lesu dikaki waktu, tergerus debu yang menderu, dan terkubur pasir yang mendesir.
Jika suatu hari nanti kita bertemu lagi, dan kutemui kau bahagia, maka berbahagialah kau kasihku, tak perlu lagi ingat aku, namun aku kan selalu mengingatmu, tapi jika kutemui kau bersimpuh dengan air mata, aku akan ada disana, berikan aku kesempatan sekali lagi untuk buktikan padamu, aku masih mencintaimu. Dan jika ini terakhir kalinya aku ucapkan "alles gute zum geburtstag" padamu, ijinkan aku untuk menulis satu syair untukmu, terserah kau suka atau benci, apapun akan kuterima. Terimakasih untuk semua yang pernah kita lalui, maaf jika aku tak mampu membuatmu bahagia.
Happy Birthday, My First Love, Dina Mardiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H