Lihat ke Halaman Asli

Gilang

Joki Skripsi

Francesco Totti: Kehormatanku Adalah Kesetiaan

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: profilbintang.blogspot...

[caption id="" align="alignnone" width="350" caption="sumber: profilbintang.blogspot..."][/caption] Sebutlah nama Francesco Totti, apa yang akan terlintas difikiran anda? Tentu pasti sebuah klub ibukota Roma, dengan simbol serigalanya, AS Roma. jika anda seorang Romanisti, pasti yang terlintas bukan hanya difikiran tapi juga dihati, Totti bukan hanya pemimpin, ia adalah ikon dan simbol Roma, Totti memimpin Roma, ibarat Hitler yang kharismatik memimpin Jerman, Stalin yang indentik dengan patriotisme pada Uni Soviet, atau Soekarno yang merupakan Proklamator bangsa Indonesia yang dikenal akan keberaniannya. Francesco Totti, yang lahir pada 27 September 1976, dari awal karirnya hingga kini, hanya berkostum 1, merah Roma. Totti adalah segelintir kapten dengan kesetiaan diatas rata-rata, masih ada Steven Gerrard di Liverpool, John Terry di Chelsea, Paolo Maldini di AC Milan, Alessandro Del Piero di Juventus, Javier Zanetti di Internazionale, dan masih banyak lagi. Beberapa tahun terakhir, banyak kapten yang "tidak bertanggung jawab", buta harta dan gelar semata. Saat klub yang dibelanya puasa gelar, akhir-akhir ini santer diberitakan hengkangnya Robin van Persie, tak tanggung-tanggung, van Persie hengkang ke salah satu rival Arsenal, Manchester United. Ya, faktor ketidak mampuan Arsenal menjuarai kompetisi yang ada selama 6 tahun, adalah penyebab pengabdiannya 8 tahun membela panji meriam, kini harus berkhianat kepada Setan Merah. Berbeda dengan ven Persie, atau para kapten "pengkhianat" yang lain, Totti lah yang mungkin paling sabar, walaupun Roma hanya berpuasa 4 tahun, tapi tidak merubah fikiran Totti untuk "move on" dari Roma, terakhir kali, pada musim 2009/2010, ketika 3 gelar bergengsi telah hadir didepan pintu Olimpico, yaitu Scudetto, Coppa Italia, dan Super Coppa hampir diraih Totti dan kamerad, Internazionale adalah penghancur semua impian manis itu, ketiga gelar disabet Internazionale, plus juara Liga Champions. Sejak itu, Roma harus kembali berpuasa, namun rasa sakit itu tidak membuat Totti berniat hengkang dari Olimpico, walaupun umurnya memang sudah tidak muda namun masih banyak klub yang meminatinya, karena Totti dikenal sebagai eksekutor bola mati yang tak kenal ampun dengan tendangan lurus dan keras. Setali tiga uang dengan Totti, kompatriotnya di Roma, Daniele De Rossi, deputi kapten AS Roma yang juga dari awal jatuh cintanya pada Roma, ia memulai debut profesionalnya di Roma pada tahun 2001, dan sampai saat ini ia pun tetap berseragam 1, merah Roma. De Rossi adalah gelandang dan pengatur serangan yang kreatif, ia juga fleksibel ditempatkan dimana saja. Sejak memilih Serigala, sebagai tambatan hatinya, De Rossi sudah merasakan 5 gelar, yaitu Scudetto (2000/2001), Coppa Italia (2006/2007 dan 2007/2008), dan Super Coppa (2000/2001 dan 2006/2007). Setelah menjuarai Coppa Italia tahun 2008, AS Roma berpuasa gelar, namun tidak berbeda dengan Sang Pemimpin, Francesco Totti, De Rossi pun enggan "move on" dari Ibukota. Akhir musim kemarin, De Rossi sempat "mempermainkan" klub kaya seperti Real Madrid dan Chelsea dengan menunda penambahan kontrak, dan memang daripada ia bermain setengah hati untuk dua klub itu, akhirnya iapun memilih tetap bersama Roma. Singkat kata, saat loyalitas telah berganti dengan royalitas, dan nilai kehormatan kini tidak dilihat dari kesetiaan, banyak pengkhiatan yang terjadi. Namun, itu tidak berlaku bagi klub sekaliber AS Roma, khususnya fuhrer dan reichfuhrer mereka, Totti dan De Rossi, kehormatan adalah senilai dengan kesetiaan mereka entah harus menunggu sampai kapan, dan berjuang sampai kapanpun, Roma tetap memiliki pemimpin dan wakinya yang setia. Pesan untuk semua supporter klub, tidak terkecuali, sebaiknya jangan memilih klub hanya melihat jumlah gelarnya saja, atau tebalnya kekuatan finansial, karena suatu saat nanti, itu semua pupus dan tidak ada "cinta" yang mampu mempertahankannya. Sekian dari saya, salam.

DAJE ROMA!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline