Lihat ke Halaman Asli

Gilang Dejan

TERVERIFIKASI

Sports Writers

Pioli Gagal Bereksperimen, AC Milan Tetap Juara Paruh Musim

Diperbarui: 24 Januari 2021   18:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelatih AC Milan, Stefano Pioli mendampingi anak asuhnya dari pinggir lapangan.(MARCO LUZZANI /GETTY IMAGES/AFP) via Kompas.com

Zlatan Ibrahimovic dan kawan-kawan digebuk La Dea 0-3 di markasnya sendiri, San Siro, pada Minggu dinihari (24/01). Kekalahan tersebut merupakan yang kedua kalinya setelah sebelumnya mereka tunduk dari Juventus 1-3 di tempat yang sama.

AC Milan tidak turun dengan formasi terbaiknya setelah Alesio Romagnoli (akumulasi), Hakan Calhanoglu (covid-19), Ismael Bennancer (cedera), Alexis Saelemakers (akumulasi), dan Matteo Gabbia (cedera) tidak disertakan dalam tim. Namun demikian, Pioli menyertakan tiga rekrutan anyarnya saat meladeni Atalanta yakni Mario Mandzukic, Fikayo Tomori, dan Soualiho Meite.

Hal tersebut membuat Brahim Diaz yang biasanya menempati posisi Attacking Midfielder (AM) yang ditinggal Calhanoglu harus rela mengawali pertandingan dari bangku cadangan. Sebabnya, Pioli melakukan eksperimen yang cukup pragmatis dengan memasang Soualiho Meite yang notabene Defensive Midfielder (DM) sebagai AM.

Opsi yang diambil Pioli membuat AC Milan bermain dengan tiga gelandang bertipikal bertahan sekaligus. Salah satu variabel yang membuat permainan Rosonerri tidak berkembang pada babak pertama, Meite yang diplot menggantikan peran Calhanoglu dan Brahim hanya bisa diandalkan dalam duel saja. Bukan halnya berbagi bola sebagaimana tupoksi gelandang serang pada umumnya.

Kessie dan Tonali yang bermain lebih kebelakang juga kian membuat lini tengah dan lini depan terputus. Pierre Kalulu yang bermain menggantikan sang kapten, Alesio Romagnoli, kerap terpancing melakukan pressure ke depan sehingga membuat Kessie/Tonali bergantian mengcover posisi yang ditinggalkan Kalulu.

Beberapa kali peluang berbahaya di babak pertama terjadi akibat kondisi tersebut, bahkan gol yang dicetak Cristian Romero di menit ke-26 terjadi di area kerja Kalulu. Pemain berpaspor Perancis itu gagal duel dan tertinggal sepersekian detik dalam mengantisipasi bola udara.

Pun dengan gol kedua yang dicetak oleh Josep Ilicic via titik putih di menit ke-53, kemelut terjadi di area Kalulu kembali. Imbasnya, Franck Kessie mesti berupaya keras menahan laju Ilicic dengan sikutan setelah berduel 2v1. Hal tersebut cukup menarasikan betapa Kessie dan Tonali secara bergantian bekerja sangat keras membantu area pertahanan.

Terlebih lagi dua full back Milan cukup agresif, Davide Calabria dan Theo Hernandez kerap meninggalkan posnya masing-masing dan membuat dua gelandang bertahan Milan terkonsentrasi untuk menetralisir posisi kosong tersebut. Nyaris sepanjang babak, area kiri pertahanan Milan yang ditempati Theo mudah dieksploitasi para pemain depan Atalanta.

Namun begitu, gol ketiga yang dicetak Duvan Zapata pada menit ke-77 juga berawal dari ruang kosong sisi kiri yang mana Davide Calabria dan Simon Kjaer mestinya bisa mengantisipasi serangan tersebut.

Theo memang dikenal mahir dalam melakukan over lap dan produktif dalam mencetak gol, namun di pertandingan melawan Atalanta Ia kerap gagal memeragakan transisi positif dari bertahan ke menyerang, operan salah, dribel yang terlalu lama, hingga membuat distribusi bola kepada Rafael Leao dan Zlatan Ibrahimovic sebagai pemain yang lebih depan darinya tidak berjalan dengan baik.

Tentu dengan taktik pragmatis sejak awal yaitu menumpuk tiga gelandang bertahan dibaca Gasperini sebagai titik terang, sebabnya Atalanta yang kita ketahui bersama memiliki kumpulan pemain muda yang agresif, tak hanya individu melainkan juga kolektivitas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline